A. Daerah Minangkabau
Bagi teman-teman yang sudah pernah ke kota Bukittinggi, pasti perjalananya sangat mengasyikkan bukan? Kalau teman-teman datang dari arah Payakumbuh, setelah menempuh jalan lurus, arah kiri jalan akan kelihatan gunung Merapi menjulang tinggi.Â
Kalau kita datang dari Padang, setelah melewati air terjun lembah anai menuju sialaiang Padang Panjang, sebelah kiri jalan juga akan kelihatan sebuah gunung yang bernama gunung Tandikek.Â
Menjelang ke Bukittinggi dari Padang Panjang, di kiri kanan jalan kita akan melihat gunung Singgalang dan Merapi. Ketiga gunung ini lebih dikenal dengan " Tri Arga". Bagaimana dengan gunung Merapi ini? Bacalah pantun dibawah ini!"
Dari mano titiak palito
Di baliak telong nan batali
Dimano turun niniak kito
Di lereng Gunuang Marapi
Menurut cerita yang dibaca dan didengar, di lereng Gunung Merapi inilah mula-mula nenek moyang orang Minangkabau tinggal. Mengapa nenek moyang kita sampai disana? Darimana asal usulnya? Mari kita ulas!
Menurut cerita yang dibaca dan didengar, di lereng  Gunung Merapi inilah mula-mula nenek moyang orang Minangkabau tinggal. Mengapa nenek moyang orang Minangkabau sampai disana? Dari mana asal usulnya? Mari kita pelajari selengkapnya !
B. Asal Usul Orang Minangkabau
" Manuruik Warih nan bajawek, pusako nan ditolong, ada usuanyo kalau dikaji, iyo di dalam tambo lamo, sapiah balahan tigo jurai".
Tigo jurai  menurut tambo adalah anak-anak dari Sultan Iskandar Zulkarnaian Raja Macedonia. Putra Sulung bernama Sultan Maharajo Alif, yan kedua Sultan Maharajo Depang, dan yang bungsu bernama Sultan Maharajo Dirajo
Raja Macedonia, Sultan Iskandar Zulkarnain semakin tua. Ia memerintahkan ketiga anaknya untuk melakukan kekuasaanya. Salah satu dari tiga orang anaknya tetap tinggal di istana, yaitu Sultan Maharajo Alif. Sultan Maharajo Depang diperintahkan menuju ke negri Cina, sedangkan Sultan Maharajo Dirajo disuruh menuju kea rah Tenggara.
Setelah lama berlayar mengarungi lautan, Sultan Maharajo Dirajo melihat dari jauh sebuah pulau  kecil sebesar telur itik. Itulah Gunung Merapi sekarang. Kemudian, Sultan Maharajo Dirajo dan rombongan berlabuh di kaki Gunung Merapi itu.
Sultan Maharajo Dirajo dan rombongan menetap di Lereng Gunung Merapi. Ketika bumi basentak naik, laut basentak turun ( air mulai surut, kelihatanlah sedikit demi sedikit daratan yang luas). Sultan Maharajo Dirajo memilih tempat yang baik untuk membangun tempat tinggal. Daerah itu diberi nama nagari Pariangan.
Lama kelamaan penduduk nagari Pariangan mulai padat. Beberapa orang hulubalang yang memiliki pedang panjang membuka daerah baru. Di daerah baru itu mereka membuat pemukiman baru. Daerah itu mereka beri nama Padang Panjang
Ketika penduduk  nagari semakin berkembang, tempat ini menjadi semakin sempit. Sultan Maharajo Dirajo memerintahkan beberapa penduduk kea rah timur Gunung Merapi.Â
Di daerah baru mereka membuka hutan, membuat sawah, dan lading. Mereka bercocok tanam dengan gita sehingga hasilnya pun berlimpah ruah dan hidup mereka aman tentram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H