Kemudharatan Tikus
Tikus, mendengar namanya saja sudah bisa membayangkan hewan pengerat ini memiliki andil dalam merusak maupun mengotori barang yang terkadang akan kita pakai kembali, entah itu bahan pokok, alat perkakas, maupun barang lainnya. Tidak berhenti disitu saja, keberadaannya saja terkadang bisa bikin kita pusing tujuh keliling. Entah berbagai macam cara agar hewan ini bisa disingkirkan dari lingkungan kita, baik dengan cara dibunuh, diracun, atau dijebak, si Jerry ini masih saja terus bermunculan entah dari mana seolah-olah mereka dapat menggandakan diri tanpa batas.
Bahkan dalam sejarahnya, tikus diketahui pernah menjadi salah satu agen dari penyebaran bakteri dari wabah pes atau bisa disebut Black Death (1347-1351) yang menjadi penyebab kematian dari 75-200 juta manusia di tiga benua (Eropa, Asia, dan Afrika).
Dari angka tersebut tentunya kita tidak bisa menganggap remeh hewan yang satu ini, selain bisa membawa penyakit yang berbahaya untuk manusia, hewan ini juga bisa merusak atau mencemari perlatan yang kita punya tanpa kita sadari. Masih ada dua hal lagi yang bisa mengkategorikan hewan ini sebagai hewan yang berbahaya dan menyebalkan bagi manusia, yaitu hewan ini memiliki kecerdikan serta dapat berkembang biak dengan cepat.
Andaikan kita bisa membunuh satu atau dua tikus dengan jebakan, itu tidak akan berdampak banyak pada tikus lainnya karena mereka bisa mengingat untuk tidak mendekati jebakan tersebut serta dapat berkembang biak dengan jumlah yang belum tentu bisa kita imbangi untuk melenyapkannya.
Kemaslahatan Tikus
Dalam perjalanannya, hewan ini ternyata memiliki peranan yang besar bagi peradaban manusia. Tikus diketahui berperan besar dibanyak penelitian terutama dibidang medis. Mengutip dari artikel yourgenome.org “Why use the mouse in research?”, tikus adalah salah satu hewan yang banyak digunakan oleh ilmuwan untuk mensimulasikan kelainan genetik manusia. Penggunaan tikus sebagai hewan laboraorium berguna untuk mempelajari perkembangan dan menguji terapi terbaru sebelum diuji coba ke manusia. Selain itu, tikus telah terbukti membantu kemajuan penelitian dan memungkinkan pengembangan obat baru yang penting.
Masih di artikel yang sama, alasan kenapa tikus atau mencit banyak digunakan di laboratorium diantanya:
- Hemat biaya
- Mudah dirawat
- Berkembang biak dengan cepat
- Ukurannya kecil, memudahkan dalam penempatan di ruang penelitian.
Masih banyak lagi kontribusi tikus bagi manusia selain di bidang medis yang tanpa kita sadari hewan ini telah berkorban banyak untuk kemajuan peradaban manusia. Coba bayangkan, berapa banyak tikus yang harus dikorbankan agar kita bisa menemukan vaksin COVID-19 ? Atau seberapa banyak tikus yang harus menerima rasa sakit terlebih dahulu dari uji coba berbagai obat untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita baik yang ringan maupun berat?
Semua bentuk kemudahan dan kenikmatan yang kita terima dari hewan pengerat bisa menjadi pelajaran bagi kita, bagaimana tikus yang pada awalnya memiliki stigma negatif yang menyertainya, ternyata banyak berkontribusi bagi kehidupan manusia serta membantu memecahkan permasalahan yang dialami manusia untuk menemukan solusi yang mudah diaplikasikan di kehidupan.
Allah SWT tidak akan menciptakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya baik di langit maupun di bumi, hanya karena kita belum menemukan manfaat dari hal yang tidak kita sukai bukan berarti tidak ada manfaatnya sama sekali, bisa saja manfaatnya bisa kita rasakan secara tidak langsung. Dalam QS. Ali-Imran ayat 91, Allah SWT berfirman:
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًا سُبْحٰنَكَ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Oleh karenanya, adanya tikus walaupun terkadang menimbulkan kemudharatan (bahaya), namun di sisi yang lain hewan ini memiliki kemaslahatan (manfaat) yang tidak sedikit, dan cenderung bisa membantu manusia untuk menghindari kemudharatan yang tidak diinginkan (ex. Penyakit, kematian, dll).
Tikus Dalam Pandangan Islam
Tikus dalam pandangan Islam termasuk dalam kelompok fawâsiq al-khams (lima kelompok hewan yang dipandang berbuat keji), dianjurkan dibunuh karena aspek perbuatan buruk dan kejinya, membahayakan atau mengganggu manusia, misalnya ular dan tikus. Termasuk dalam kategori ini, nyamuk dan kutu di kepala. Hal menjadi alasan kenapa tikus masuk dalam kategori hewan yang (membahayan dan mengganggu) manusia antara lain:
- Menyebabkan kerusakan pada perabotan dan struktural rumah
- Dapat mencemari makanan dan minuman
- Dapat menyebarkan penyakit yang berbahaya bagi manusia
Hal tersebut diperkuat oleh hadist berikut:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي زِيَادٍ عَنْ ابْنِ أَبِي نُعْمٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقْتُلُ الْمُحْرِمُ السَّبُعَ الْعَادِيَ وَالْكَلْبَ الْعَقُورَ وَالْفَأْرَةَ وَالْعَقْرَبَ وَالْحِدَأَةَ وَالْغُرَابَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ قَالُوا الْمُحْرِمُ يَقْتُلُ السَّبُعَ الْعَادِيَ وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ وَالشَّافِعِيّ و قَالَ الشَّافِعِيُّ كُلُّ سَبُعٍ عَدَا عَلَى النَّاسِ أَوْ عَلَى دَوَابِّهِمْ فَلِلْمُحْرِمِ قَتْلُهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Abu Ziyad dari Ibnu Abu Nu'm dari Abu Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang ihram boleh membunuh binatang buas, anjing yang buas, tikus, kalajengking, burung yang buas dan burung gagak". Abu 'Isa berkata; "Ini merupakan hadits hasan. Diamalkan oleh para ulama. Mereka berkata; 'Orang yang ihram boleh membunuh binatang yang buas. Ini merupakan pendapat Sufyan Ats Tsauri dan Syafi'i'. Syafi'i berkata; 'Setiap binatang buas yang menyerang manusia atau ternak mereka maka orang yang ihram boleh membunuhnya."
Meskipun kita diperbolehkan untuk membunuh tikus, kita tidak bisa serta-merta melakukannya secara sembarangan. Apapun cara membunuhnya, asalkan dapat mempercepat kematiannya serta menghindari cara yang dapat menyiksa hewan tersebut, maka hal tersebut diperbolehkan oleh syariat.
Islam adalah agama rahmat, islam tidak diperuntukkan untuk manusia saja, namun juga teruntuk seluruh alam semesta beserta isinya. Demikian juga untuk hewan tikus, walaupun mereka memiliki mudharat untuk kehidupan manusia, namun mereka tetap punya hak untuk diperlakukan baik. Sebagaimana manusia yang ingin diperlakukan baik, maka hal tersebut juga berlaku untuk hewan tersebut. Dalam QS. Al-Anbiya ayat 107 juga mempertegas bagaimana peranan islam bagi seluruh ciptaan Allah SWT.
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam
Oleh sebab itu, berperilaku baik bukan hanya di seputar hablum minallah (berhubungan dengan pencipta) dan hablum minannas (berhubungan dengan manusia) namun juga perlu juga memperhatikan di aspek hablum minal alam (berhubungan dengan alam). Karena sejatinya manusia tercipta dari alam (tanah), hidup dengan bergantung dengan alam, dan mati dengan dikuburkan bersama alam.
Dengan adanya tikus di muka bumi ini, kita bisa belajar banyak bagaimana Allah SWT dengan segala keagungannya menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini dengan beragam kelebihan dan kekurangannya serta memiliki kesinambungan dalam ekosistem yang sudah teratur sedemikian rupa, sehingga kita manusia sebagai khalifah di muka bumi ini diberi kewajiban untuk menjaga dan mengelolanya dengan baik, agar kelak kita bisa mempertanggungjawabkannya di akhirat nanti dengan membawa laporan yang baik serta membuktikan bahwa kita mampu menjaga dan mengelola alam ini dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H