NASGOR 17-SAN
Oleh :PenadebuÂ
Â
 "Monggo, bapak-bapak yang di komplek Mambaul Huda segera merapat!
Lomba akan segera dimulai."
Suara panitia lomba tujuh belasan menggema di halaman komplek pesantren mini di RT. 023 Babulu. Suasana Malam itu terassa semarak. Semua Famili anak, istri keluarga kumpul dalam rangka puncak peringatan di komplek pesantren tersebut.
"Silakan ibu-ibu mensuport, hadiah kali ini akan memperbutkan tabung gas."
Malam Minggu, 20 Agusus 2022, dengan semangat betul untuk ikut lomba masak nasi goreng. Jaangankan memasak, seumur-umur nyalain kompor gas enggak berani. Namun yang namanya lomba ini mandiri untuk bapak-bapaknya dan tidak diperkenankan dibantu. Saat itulah keberanian dan apapun yang terjadi harus siap.
"Bapak-bapk perhatikan, masak nanti peraturannya hanya 15 menit tidak lebih dan tidak kurang. Â Mulai dari mengambil bahan, sampai mengolahnya. Silakan bapak -bapak nanti mengambil bumbu dan bahan yang sudah disediakan. Salah memilih bumbu, bapak-bapak akan merasakan nasi goreng nano-nano."
"Siap-siap..!"
"Satu dua tiga....!"
Aku mulai gerak cepat. Segera meluncur mengambil bahan
- 1 piring Nasi
- 1 rumpun sawi
- 1 buah mentimun
- 1 biji telor
Disusul bumbu yang aku ambil
- 3 siung bawang pitih
- 2 siung bawang merah
- 5 biji cabai rawit
- 3 biji cabai keriting
- Garam 2 jimpit
- Kecap 1 bungkus kecil
- Saus 1 sendok makan
- Tomat 1 biji
Pertama aku lakukan, bumbu tomat, bawang merah, bawang putih cabai rawit dan cabai keriting aku  potong kecil-kecil kemudian aku uleg sampai lembut. Karena waktu yang terus berjalan.
Bismillah dengan berdebar debar aku menyalakan kompor gas
"Cetak cetak cetak Dub..." Â Kompor menyala hati terasa berdebar.
Minyak goreng, wajan, saos garam sudah ada di samping wajan. Segera aku tuangkan minyak goreng di atas wajan sekitar 3 sendok makan. Â Tidak lupa api kompor mulai dibesarkan bunyi minyak goreng pertanda mulai mendidih. Aku segera masukan bumbu yang sudah lembut. Aku uleg. Waktu sudah menunjukkan ke angka 9 menit berjalan.
"Hemm waktunya sisa 6 menit."
Aku besarin kompor, agar  cepat setengah masak bumbunya, kemudian aku  potong potong sawi dan aduk-aduk  segera aku masukan nasi gorengnya. Hal yang kelupaan ternyata garam belum aku masukan. Akhirnya tidak sengaja aku taburkan garam 2 jimpit. Ke dalam nasi goreng terus aduk, aduk, aduk hingga rasanya harum.  Kemudian aku kasih kecap dan saos aduk-aduk hingga matang.
"Ya waktu tinggal 2 menit." Terdengar panitia di speaker
 "Waduh belum goreng telor," pikirku.
 Segera nasi goreng yang sudah masak aku tuang. Piring sudah aku siapkan. Kemudian tanpa dicuci aku kasih minyak goreng setengah sendok untuk menggoreng telor.
Waduh lengket ket wajannya. Enggak papa wis sing penting telornya bisa masak di atas api. Terus taksusruk-susruk semakin lengket waktunya tinggal 1 menit. Pas di kurang 30 detik telor sudah matang... dan segera aku taruh di atas nasi goreng.
Waktu sekitar 30 detik untuk memotong mentimun tanpa dikupas aku potong mentimun 3 iris. Aku taruh di atas nasi goreng dan pas 15 menit nasi goreng siap di antar ke panitia.
Waktu habis dengan mengangkat tangan ke atas pertanda selesai.
Sementara ke 5 rival aku, pak Tekad, Pak Har pak Iyo , dan pak Aziz masih berkecimpung menyelesaikan pekerjaan hingga akhir  sama-sama selesai.
Akhirnya aku lupa mencicipi rasanya, segera saja aku setor ke panitia.
Di dalam sana ada 3 juri ahli rasa sedang melakukan penilaian. Dengan menggunakan piring masing-masing mencicipi.
"Hmm rasaanya beda-beda ada yang hambar-asin , dan enak.
Entahlah punyaku berasa apa yang penting hari ini bisa bersama warga RT. 023 Babulu terasa keakraban. Bisa saling bercanda dalam rangka suasana perayaan. Masalah hadiah itu urusan belakang. Yang penting ikut meramaikan.
"Merdeka."
 "Merdeka."
"Merdeka."
"Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat."
Babulu, 21 Agustus 2022
#Penadebu_menulis_menebar_kebaikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H