Dulu aku pacaran dengan mawar selama tiga tahun. Aku lebih
mengenalnya daripada mengenalmu. Perasaanku dan kenangan-kenanganku bersamanya bangkit begitu saja dan sulit ku kendalikan, sambungnya
Aku makin menatapnya lekat, mengharap apa yang dia katakan dusta. Apa yang
kudengar barusan, membuatku ingin muntah, hatiku berkecamuk ketika ku tahu aku telah dikhianati.
Kamu masih muda, masih bisa menikah lagi dengan yang lebih mencintaimu dan lebih membahagiakanmu.
Dia melanjutkan kalimatnya yang makin menyakitkan. Aku merasa dia
menganggapku barang yang mudah dibuang atau diberikan pada orang.
Apa segampang itu? Mas buang aku, setelah aku pun sudah tidak suci lagi!! ucapku.
Maaf.. waktu itu aku juga ingin membahagiakanmu. jawabnya.
Kalau begitu, mas poligami!!! silahkan mas nikahin dia. Aku rela asalkan kita tidak cerai!! kali ini air mataku mulai menetes.
poligami bukan solusi untuk kita, karna mawar tidak mau dimadu, dan pilihan yang ada sekarang adalah, kita cerai, titik..!
Aah..ingatan satu tahun silam itu, hanya akan membuatku gila!cinta deritanya tiada akhir, disatu sisi kita harus rela melepaskan orang yang kita cintai, namun disisi lain hati kita menolak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H