Mohon tunggu...
Trisno
Trisno Mohon Tunggu... -

nama: trisno pekerjaan: wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dua Kesalahan dalam Mendidik Anak

20 September 2012   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:09 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang sikap orangtua lebih cenderung kepada sikap melakukan kesalahan, baik sengaja atau tidak namun kesalahan itu telah membawa dampak serta akibat kepada terbentuknya kepribadian yang buruk pada diri seorang anak.

Didalam sebuah hadits nabi mengatakan:

Hak anak atas orang tua adalah supaya mengajarkan kepada anaknya menulis, berenang, memanah, dan supaya tidak memberinya rizki, melainkan dengan rizki yang baik (halal) (HR.Baihaqi)

Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa menulis berenang, memanah, tiada lain adalah mendidik anak. Dan kedua memberi rikzi sandang pangan dgn cara yang baik lagi halal.

Renungkanlah, kenapa anak orang sholat, anak kita tidak. Anak orang puasa, anak kita tidak. Anak orang menutup aurat, anak kita tidak. Mungkin kita yang salah, tapi apa salah kita?

Berikut 2 kesalahan dalam mendidik anak.

Pertama, kesalahan dalam mendidik anak, yakni tidak memulainya sejak kecil

Kalau kita ingin anak kita rajin sholat, latihlah sejak kecil. Kalau kita ingin anak perempuan kita menjadi perempuan yang menutup aurat, suruhlah sejak kecil. Tetapi sangat disayangkan banyak orangtua ketika membelikan pakaian untuk anak perempuan mereka bukannya yang menutup aurat tetapi pakaian yang tidak semestinya dipakai oleh wanita islam. Seperti celana levis, baju ketat, u can see, dan pakaian lainnya yang tidak sesuai dengan syari'at islam.

Kalau sekiranya hari ini anak kita tidak sholat, tidak menutup aurat itu semua adalah kesalahan kita dimasa lalu. Oleh sebab itu disiplanlah terhadap anak semenjak kecil tentang sholat, tentang puasa, menutup aurat, dan lain-lain. Semoga disiplin tersebut membuahkan hasil kelak setelah mereka dewasa.

kedua adalah salah dalam memberi nafkah.

"Mencari yang halal saja susah, apalagi mencari yang haram!

Ucapan seperti ini sering kita dengar, khususnya dalam mencari rizki, hanya sedikit saja orang yang mau peduli terhadap rambu-rambu syari'at.

Padahal didalam alqur'an Allah memerintahkan kita untuk memakan makanan yang baik lagi halal. Sebab pengaruh halal haram sangat besar sekali kepada yang memakannya.

Demikian juga makanan yang halal tersebut akan mempengaruhi pola pikir. Kalau yang dimakan tersebut halal, maka pola pikir pun akan memikirkan yang baik-baik. Kalau yang dimakan itu haram, maka pikirannya bukan pikiran yang diberkati. Akhirnya ia lebih banyak berbuat kerusakan dimuka bumi.

Nah, kalau sekiranya hari ini didapati anak kita tidak berakhlak perlu direnungkan. mungkin semua itu disebabkan karena tidak memikirkan halal haram dalam mencari rizki. Korupsi, menipu, riba, pungutan liar, uang sogokan dan lain sebagainya.

Semoga menjadi bahan renungan sekaligus peringatan bagi kita untuk tidak mengulangi dimasa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun