Mohon tunggu...
Sutrisno Budiharto
Sutrisno Budiharto Mohon Tunggu... lainnya -

Membaca dunia, lalu menulis dan melukiskan hidup:\r\n\r\nsutrisno.budiharto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Soal Mobil Nasional Indonesia: Antara Mobil 'Gadungan' dan Karya Mahasiswa

8 Februari 2015   06:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:36 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun lalu, Saya pernah bertemu dengan para mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Ketika itu, mereka sedang sibuk menata bagian mesin di atas meja.  Tak jauh dari tempat mereka, terdapat sebuah mobil dengan desain yang cukup unik. Setelah ngobrol dengan para mahasiswa sekitar 30 menit, Saya akhirnya jadi tahu bahwa  bagian mesin yang mereka tata di atas meja itu ternyata merupakan bagian mesin sebuah mobil hasil karya para mahasiswa. Mesin yang diberi nama Sinjai tersebut mereka produksi di laboratorium mesin kampus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Artinya, anak bangsa Indonesia ternyata sudah mampu mencetak mesin mobil sendiri; baik itu berupa Crank Shaft Assy, Cylinder Block Assy, Cylinder Head Assy, maupun Engine Component. Jadi, wajar saja kalau Saya juga bisa ikut nebeng bangga bersama para mahasiswa ITS Surabaya. Para mahasiswa ITS Surabaya itu ternyata bukan hanya mampu menciptakan mesin saja, tapi mereka juga sudah bisa menciptakan sebuah prototype Mobil Multiguna Pedesaan dengan bahan bakar aneka macam. Selain bisa memakai bahan bakar minyak, mobil ini dapat dioperasikan dengan bahan bakar Bio-fuel dan bahan bakar gas. Dari sisi biaya operasional, mobil ini dirancang lebih irit 20% dari mobil sejenis. Penggunaan nama Mobil Multiguna Pedesaan ternyata punya maksud sendiri yang disesuaikan dengan kemampuan mobil yang multi fungsi. Selain bisa dipakai sebagai mobil pengankut penumpang, mobil bermesin Sinjai itu juga dapat difungsikan sebagai mesin penggiling padi, mobil pengangkut hasil panen pertanian maupun sebagai mobil niaga (toko portable). Namun, setelah membaca berita tentang rencana pengembangan mobil nasional Indonesia melalui kerjasama dengan sebuah pabrikan Malaysia, rasa bangga Saya terhadap karya besar para mahasiswa ITS Surabaya bagai ditebas pedang. Perihnya menikam-nikam. Rasanya sulit untuk dimengerti ketika penentu kebijakan justru mengambil langkah itu. Apa maksudnya rencana pengembangan mobnas dengan Malaysia tersebut? Jika terminologinya yang dipakai adalah mobil nasional Indonesia, mestinya adalah mobil yang dirancang dan diproduksi oleh anak bangsa sendiri. Kalau mengaku ingin mengembangkan mobil nasional Indonesia dengan mengandeng pabrikan mobil Malaysia, hal itu bisa membuat orang bingung dalam memaknai hasil produksinya? Bukankah langkah itu bisa menilbulkan presepsi penciptaan mobil nasional "gadungan" saja? Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: apa gunanya anak bangsa Indonesia capek-capek belajar, putar otak, dan bekerja keras melakukan inovasi teknologi, bila hasil karyanya hanya dibiarkan membisu seribu bahasa? [ SUTRISNO BUDIHARTO ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun