Mohon tunggu...
Dudih Sutrisman
Dudih Sutrisman Mohon Tunggu... Administrasi - Pegiat Bidang Pendidikan, Sosial, Politik, Budaya, dan Sejarah

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Analisis Pernyataan Ridwan Saidi mengenai Tarumanagara dan Situs Batujaya

21 Februari 2020   13:51 Diperbarui: 21 Februari 2020   13:56 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wilayah TarumanagaraSumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara 

Demikian juga berita Dinasti Tang pada tahun 666 dan 669 M (Masa pemerintahan Raja Linggawarman), utusan dari To-lo-mo datang kembali ke China. To-lo-mo ini adalah Tarumanagara. Artinya Tarumanagara itu nyata dan tidak fiktif.

Pada video yang sama, Babeh menceritakan bahwa Komplek Percandian di Batujaya itu bukan candi, melainkan unur. Ketika penulis telusuri, unur atau lemah luhur (tanah tinggi) adalah sebutan dari warga Batujaya untuk menyebut gundukan-gundukan tanah yang tersebar di sekitar tempat tinggalnya dan reruntuhan bata yang menggunduk seperti sarang rayap di tengah sawah.

Unur inilah yang kemudian setelah digali pada sekitar tahun 1985 ternyata bangunan candi. Bahkan beliau mengutip naskah Lalampahan Bujangga Manik yang menyebut komplek itu dengan nama Ramaena, yang berarti Raman dari kata Tuanku Raman.

Menurutnya, berdasarkan pendapat Geovani seorang ahli sejarah Italia dari abad ke-15, Raman adalah seorang anggota rombongan Queen Sheba atau Ratu Sheba ratu legendaris dari Ethiopia yang meninggal di Batujaya dalam perjalanannya mengiringi sang ratu pada abad ke-2. Jenazah Raman menurut Babeh Ridwan masih utuh karena diletakkan diatas air yang terus mengalir

Ketika ditelusuri, penulis berkesimpulan bahwa Babeh meyakini kalau salah satu kerangka manusia prasejarah yang masih utuh di Candi Blandongan (salah satu candi di Komplek Percandian Batujaya Karawang) yang ditemukan pada tahun 2010 silam adalah kerangka Tuanku Raman.

Menariknya lagi, belum ada keterangan yang pasti mengenai Queen of Sheba atau Ratu Sheba dari Ethiopia, namun versi yang sering disebut adalah Ratu Sheba meninggal pada tahun 950 Sebelum Masehi.

Sangat jauh rentang waktunya bila dikaitkan dengan pernyataan Babeh Ridwan itu, apalagi Babeh Ridwan menyebutkan bahwa Ratu Sheba meninggal dunia di Cipari, Kuningan kemudian dimakamkan pada sarkofagus. Kali ini penulis merasa bahwa Babeh Ridwan sedang mengkaitkan sarkofagus ditemukan di Cipari, Kab. Kuningan adalah makam Ratu Sheba.

Jauh lebih menariknya lagi, setelah ditelusuri lagi ternyata apa yang disampaikan Babeh Ridwan pada video tersebut sama persis dengan kata pengantar berjudul Menyibak Masa Lalu Nusantara yang ditulis Babeh Ridwan untuk buku "Illuminati Nusantara" karya Ahmad Samantho.

Dibalik berbagai kontroversi yang diucapkannya mengenai sejarah, alangkah lebih baiknya Babeh Ridwan dapat mempertanggungjawabkan secara rinci apa saja sumber ilmiah dan valid yang membuatnya dapat menari kesimpulan seperti itu. Sebab, apa yang diucapkannya itu dapat melukai hati masyarakat Karawang, Jawa Barat dan Sunda.

Referensi:

Sutrisman, Dudih. (2019). Dari Salakanagara hingga Sumedang Larang: Histori Jawa Bagian Barat. Bandung: PT. Lontar Digital Asia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun