Mohon tunggu...
Sutra Andanu Mukti
Sutra Andanu Mukti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan IPS, Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Pembangunan sebagai Bentuk Upaya Meminimalisir Munculnya Pemukiman Kumuh

21 Desember 2020   10:19 Diperbarui: 21 Desember 2020   10:37 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berjalannya waktu dan berkembanya zaman, manusia semakin dihadapkan oleh berbagai macam permasalahan di kehidupannya,  hal ini membuat manusia harus bisa Survive dalam menjalankannya. Masalah atau Problem terbesar yang dihadapi oleh manusia pada saat ini adalah kemiskinan, dimana menurut Suparlan ( 1984 ) Kemiskinan merupakan sebuah standar dimana tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum dalam masyarakat yang bersangkutan. 

Permasalahan kemiskinan ini merupakan permasalahan yang sering terjadi, terutama pada negara-negara yang masih dikategorikan sebagai negara berkembang salah satunya Indonesia, Sehingga permasalahan ini menjadi salah satu perhatian yang paling utama untuk dikaji. Menurut Badan Pusat Statistik ( 2010 ) penetapan perhitungan garis kemiskinan dalam masyarakat adalah masyarakat yang memiliki penghasilan dibawah Rp. 7.057 per orang per harinya. 

Salah satu faktor dari terjadinya kemiskinan menurut penulis adalah tingkat pendidikan yang rendah. Apabila seseorang memiliki pendidikan yang baik, maka setidaknya akan membuat orang tersebut memiliki kemampuan atau skill, yang dibutuhkan dimasa yang akan datang serta mampu untuk bersaing di dunia pekerjaan. 

Hal ini juga selaras dengan hasil penelitian dari Ustama ( 2009 ) yang berjudul Pendidikan dalam Pengentasan Kemiskinan. Dimana pada penelitian tersebut dikatakan bahwa dengan pendidikan yang terprogram dengan baik dan menjangkau semua ( Education For all ) seperti target MDGs dengan kualitas tertentu maka pendidikan menjadi instrumen paling efektif untuk memotong mata rantai kemiskinan.

Selain itu, tekanan ekonomi di suatu daerah membuat seseorang merasa pesimis dan berkeinginan untuk keluar dari daerah tersebut guna mencari kehidupan yang baru, mereka merasa di daerah tempat tinggalnya tidak ada peluang bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan. 

Daerah yang dimaksud yaitu seperti daerah terpencil atau pedesaan yang jauh dari pusat perekonomian. Fenomena ini disebut dengan urbaniasasi,  yaitu berpindahnya penduduk dari desa menuju perkotaan. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi apabila mereka hidup di perkotaan dan mereka berekspektasi akan mendapatkan penghidupan yang lebih layak dari sebelumnya. Namun pada kenyataannya tidak seluruhnya seperti itu, justru kemungkinan menjadi boomerang bagi mereka karena adanya persaingan yang ketat. Hal ini menunjukan munculnya daftar permasalahan baru, yaitu terkait dengan pengangguran.

Tingginya intensitas jumlah warga pendatang ke suatu daerah menimbulkan kepadatan penduduk, hal tersebut dikatakan demikian karena tidak adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Hal ini dapat pula kita kaitkan dengan permasalahan lingkungan khususnya pada pola pemukiman di daerah tersebut. Bagi masyarakat yang merasa tidak mampu untuk membeli hunian yang layak, maka mereka memaksakan diri untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk dibangun sebuah tempat tinggal seadanya. Seperti di bawah jalan tol, di tepian sungai, bahkan di tepian rel kereta. 

Lahan-lahan tersebut sebenarnya tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal secara tetap karena dapat membahayakan keselamatan serta kesehatan mereka. Wilayah tersebut bisa kita sebut dengan istilah Slum Areas atau pemukiman kumuh. Menurut Parsudi Suparlan ( 1984 ) mengemukakan ciri- ciri area yang dikatakan sebagai permukiman kumuh yaitu, dihuni oleh penduduk miskin yang bekerja pada sektor informal, serta tingkat kepadatan yang tinggi dan ditak ditunjang dengan fasilitas yang memadai. 

Pemukiman kumuh diidentikan dengan padatnya bangunan rumah semi permanen yang didominasi berbahan kayu atau triplek, pemukiman ini juga sangat rawan akan terjadi kecelakaan, seperti kebakaran dan akan merambat ke bangunan lainnya. Tragedi ini sudah pernah terjadi di beberapa wilayah di Jakarta khususnya pada pemukiman kumuh yang padat penduduk. 

Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan di daerah tersebut. Berbagai cara ditempuh agar permasalahan ini dapat terselesaikan, namun belum ada solusi yang dapat dicapai. Dari kebanyakan kasus selalu terjadi konflik antara warga dan pihak yang berwenang pada saat dilakukannya penertiban, hal ini lah yang menjadi kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan ini. 

Pada artikel ini penulis ingin mengemukakan upaya atau cara yang mungkin dapat dilakukan serta dapat meminimalisir terjadinya permasalahan sosial dan lingkungan terkait dengan masalah kemiskinan dan pemukiman yang kumuh atau Slum Areas khususnya. Upaya tersebut secara umum yang dapat dilakukan yaitu pemerataan pembangunan di berbagai daerah, dengan adanya pemerataan pembangunan tersebut maka diharapkan tidak akan terjadinya persebaran penduduk yang tidak merata dan tidak hanya terpusat di salah satu daerah. pembangunan yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan infrastruktur secara fisik seperti jalan, fasilitas umum, transportasi dan lain sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun