Keesokan harinya, hari ke-3, perjalanan turun melalui jalur Kotobaru di sisi barat gn Marapi. Saat ini anggota pendakian bertambah satu orang lagi, yakni Khaidir Rahman (Pekanbaru).
Kami melintasi Nagari Kotobaru dan Batupalano. Di pasar Kotobaru istirahat dan makan siang. Kemudian perjalanan dilanjutkan naik ojek menuju titik awal pendakian gunung Singgalang di Nagari Padang Laweh.
Sampai di posko jalur Padang Laweh pada Kamis sore, 16 Juni 2022. Di sini kami menginap semalam. Jumat pagi (17 Juni 2022), perjalanan dilanjutkan menuju Telaga Dewi.
Sesuai rencana pendakian yang telah disusun sebelumnya, kami berkemah satu malam di Telaga Dewi, sebelum melanjutkan perjalanan melintasi sadel/salo gn Singgalang dan gn Tandikat.
Baca juga:Â Lintas Sadel Singgalang-Tandikat, 10 Jam Nonstop, Melalui Lembah Bunian
Pendakian lintas sadel dimulai dari Telaga Dewi, Sabtu (18 Juni 2022) pagi pukul 07.00 WIB. Target tujuan puncak gn Tandikat dan berkemah di sini satu malam, sedapat mungkin tembus dalam satu hari perjalanan.
Dalam lintas sadel ini, kami membutuhkan waktu 10 jam berjalan hampir tanpa istirahat berarti, mulai dari telaga Dewi sampai telaga Kumbang selama sekitar 2,5 jam perjalanan.
Sesampai di Telaga Kumbang sekitar pukul 09.30 WIB, perjalanan dilanjutkan melipir sisi selatan puncak gn Singgalang, berputar-putar sebentar karena kehilangan oreintasi, lantas menuruni punggungan, hingga sampai di sadel/salo bernama Lembah Bunian pada lewat tengah hari.
Di Lembah Bunian kami kembali mengalami disorientasi, berputar-putar sebentar di sekitar lembah, akibat terhapusnya track log jalur dalam GPS, sehingga terpaksa mengandalkan teknik "goto" antar way point, yang ternyata cukup menyulitkan di tengah hutan lebat dengan tutupan vegetasi yang rapat disertai hujan lebat pula.