Tanpa istirahat saya memutuskan melanjutkan perjalanan menuju Shelter 3. Biasanya butuh waktu sekitar dua jam berjalan santai ala saya untuk sampai ke Shelter 3 dari Shelter 2.
Karakter trek dari Shelter 2 menuju Shelter 3 benar-benar ekstrem. Beberapa titik diantaranya perlu bergelantungan di pepohonan belukar sub-alpine untuk melewatinya. Jalur licin saat hujan makin menyulitkan perjalanan.
Menurut penelitian Laumonier (1994), mulai ketinggian 2.900 mdpl, TNKS memiliki tipe ekosistem berupa belukar sub-alpine yang didominasi vegetasi Ericaceae (Rhododendron retusum, Vaccinum miquellii dan Aultheri nummularoides) dan Symplocacea (Symplocos cochinchinensis).
Pukul 10.34 WIB saya tiba di camping ground Shelter 3 pada ketinggian sekitar 3.300 mdpl. Nampak sudah berdiri beberapa tenda. Tanpa istirahat, saya langsung menuju sumber air di kiri Shelter 3.
Seberes mengambil persediaan air, saya kembali melanjutkan perjalanan sedikit lagi di atas Shelter 3. Di sini jarang pendaki mendirikan tenda, cocok untuk solo camping.
Seberdiri tenda, saya memasak makan siang. Rencananya, siang ini juga langsung trekking menuju puncak. Dengan pola ini, besok pagi-pagi sekali (hari ke-3), saya turun pada saat para pendaki lain pergi muncak.
Pukul 13.30 saya mulai melanjutkan perjalanan menuju puncak. Estimasi waktu sekitar 2 jam berjalan normal dari Shelter 3.
Kabut tipis mengantar perjalanan saya menuju puncak. Sendirian. Suhu udara terasa cukup dingin walaupun tengah hari.
Di tengah perjalanan beberapa kali berpapasan dengan para pendaki yang turun dari puncak. Beberapa diantaranya mengeluh mendapati suasana puncak yang berkabut menghalangi pemandangan indah di sekitar gunung Kerinci.