Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ulasan Tiga Jalur Pendakian Gunung Marapi, Nomor 3 Sebaiknya Dihindari

30 Juli 2021   19:00 Diperbarui: 31 Juli 2021   22:21 6617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan pagi dari cadar gunung Marapi: duo gunung Singgalang-Tandikek (Dokumentasi Pribadi)

Gunung api bertipe stratovolcano berketinggian 2.891 mdpl ini berada di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Letaknya yang strategis berada di dekat jalan poros Padang-Bukittinggi-Sumatera Utara-Riau memudahkan para pendaki di daerah-daerah tersebut untuk mencapai gunung ini.

Tak heran jumlah pendaki gunung ini terbanyak dari seluruh gunung yang ada di Sumatera Barat. Satu momen 17 Agustus saja total jumlah pendaki bisa mencapai 10.000 orang dari tiga jalur pendakian yang ada. Belum hari-hari lain.

Ada tiga jalur pendakian yang eksis hingga saat ini: jalur selatan atau Tungku Tigo, jalur Aia Angek, dan Jalur Kotobaru/Batupalano. Berikut ulasan kelebihan dan kekurangan ketiga jalur ini.

1. Jalur Selatan

Jalur selatan atau Tungku Tigo berada di Jorong Padang Panjang, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Estimasi waktu pendakian sekitar 7-9 jam mulai dari posko/gerbang hingga ke camping area Taman Edelweiss atau puncak Merpati.

Penulis di gerbang jalur selatan/Tungkutigo (Dokumentasi Pribadi)
Penulis di gerbang jalur selatan/Tungkutigo (Dokumentasi Pribadi)

Kelebihan jalur ini cukup banyak sumber air baik di perjalanan maupun di camping area Taman Edelweiss. Selain itu, pemandangan spektakuler mulai dari batas hutan hujan menuju vegetasi puncak dan Taman Edelweiss.

Sedangkan kelemahan jalur ini sedikit lebih panjang dibanding jalur lain dan cukup banyak pacet sepanjang perjalanan hingga melewati batas hutan menuju puncak.

Lebih lengkap sila baca artikel ini: Panduan Mendaki Gunung Marapi Jalur Selatan

2. Jalur Aia Angek

Jalur Aia Angek berada di tepi jalan penghubung Padang-Bukittinggi, tepatnya di Nagari Aia Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.

Jalur ini merupakan jalur tercepat dari seluruh jalur pendakian gunung Marapi. Estimasi waktu pendakian sekitar 2,5-3 jam mulai dari posko lapor hingga ke pertemuan dengan jalur Kotobaru/Batupalano atau 4-5 jam hingga ke puncak Abel.

Posko lapor jalur Aia Angek (Dokumentasi Pribadi)
Posko lapor jalur Aia Angek (Dokumentasi Pribadi)

Kelebihan jalur ini antara lain: merupakan jalur tercepat dibandingkan jalur lain dan terdapat spot curug/air terjun di jalur dekat pintu rimba.

Adapun kelemahan jalur ini sangat banyak pacet terutama setelah hujan, lebih banyak dibandingkan jalur selatan atau Tungku Tigo.

Lebih lengkap sila baca artikel ini: Mendaki Gunung Marapi via Aia Angek, Jalur Tercepat dan Eksotis

3. Jalur Kotobaru/Batupalano

Jalur Kotobaru/Batupalano merupakan jalur favorit atau paling ramai pendaki dibandingkan dua jalur lainnya.

Titik awal jalur Kotobaru/Batupalano berada di Pasar Koto Baru, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Dari sini pendaki bisa jalan kaki atau naik kendaraan roda dua/empat menuju posko lapor.

Estimasi waktu pendakian sekitar 5-6 jam mulai dari posko lapor sampai ke camping area cadas.

Kelebihan jalur ini antara lain ada camping ground di dekat pintu rimba dengan sumber air yang melimpah.

Pemandangan pagi dari cadar gunung Marapi: duo gunung Singgalang-Tandikek (Dokumentasi Pribadi)
Pemandangan pagi dari cadar gunung Marapi: duo gunung Singgalang-Tandikek (Dokumentasi Pribadi)

Sedangkan kelemahan jalur ini tidak ada sumber air bersih dan layak konsumsi di camping area cadas. Ada sumber air tapi sudah tercemar sampah dan tinja pendaki.

Selain itu, yang paling fatal, saat ini pengelola jalur sedang berkonflik yang berujung merugikan pendaki, dimana dalam satu jalur pendakian terdapat dua posko pendaftaran yang sama-sama mengutip pungutan kepada pendaki.

Jalur Kotobaru/Batupalano ini tidak direkomendasikan selama masih berlangsung konflik dan pengelolaan yang buruk demikian. Lebih baik rekan-rekan pendaki menjajal lewat jalur selatan atau Aia Angek.

Lebih lengkap sila baca artikel ini: Konflik Pengelolaan Jalur Gunung Marapi, Pendaki Jadi Sapi Perahan

SUTOMO PAGUCI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun