Produsen tabung gas tipe ulir atau canister, yakni tabung gas untuk kebutuhan kegiatan luar ruang (outdoor), menyebut berbahaya tabungnya diisi ulang.Â
Alasannya, tabung canister rawan meledak, karena valve bisa jebol saat ditekan waktu isi ulang.
Benarkah?Â
Berikut ini adalah pengalaman atau percobaan yang telah saya lakukan ratusan atau mungkin ribuan kali selama bertahun-tahun.
Oh iya, bila dilihat bentuk fisik dan tujuan penggunaan, valve tabung gas ukuran apapun, termasuk tipe ulir, memang didesain untuk menerima tekanan regulator kompor.Â
Dan karena cara kerja konektor isi ulang canister mirip tekanan seperti pada regulator waktu menempel pada tabung gas, maka pengisian ulang canister harusnya aman.
Yang pasti, saya bertahun-tahun pakai tabung canister diisi ulang dan sejauh ini aman-aman saja. Belum pernah sekalipun mengalami tabung canister meledak.
Cara saya mengisi ulang tabung canister adalah sebagai berikut:
Tabung canister kosong dimasukan dulu dalam freezer 15-30 menit. Tujuannya untuk mendinginkan dan mengurangi tekanan dalam tabung supaya siap diisi ulang. Setelah itu, baru tabung canister diisi ulang.
Cara lain mendinginkan tabung canister: rendam tabung canister dengan air es batu dalam wadah baskom dan sebagainya. Dengan cara ini, pengisian ulang bersamaan dengan merendam 2/3 bagian tabung canister tersebut.
Setelah tabung canister didinginkan, selanjutnya tabung berisi gas (bisa ukuran 3 kg, 5,5 kg, dst atau tabung kecil model Hi-cook atau Wonder) dihubungkan dengan tabung canister kosong dengan alat konektor. Tekan konektor sewajarnya. Gas akan berpindah.
Isi sesuai kapasitas ukuran tabung (100 gr, 220 gr, 400 gr dst), jangan lebih dari kapasitas agar tabung tidak benjol akibat kelebihan tekanan.
Dengan cara demikian belum pernah saya mengalami tabung canister meledak. Lantas, apakah pernyataan produsen tabung ulir merupakan pernyataan bohong?
Menurut saya bukan bohong, hanya kurang akurat atau kurang lengkap penjelasannya.
Sebagai produsen tentu mereka punya motif untuk sebut demikian karena mereka jualan. Maunya mereka tabung ulir produksinya digunakan sekali pakai, biar jualannya laris.
Kalau tabung ulir terus-terusan diisi ulang, mereka bakal bangkrut.
Ini mirip bengkel menyebut oli sintetik 5W30 harus diganti tiap 5.000 km atau maksimal per enam bulan seolah oli itu bubur yang bisa basi. Bersebab mereka jualan, tentu agar olinya banyak terjual.
Kenyataannya, oli sintetik 5W30 bisa dipakai sampai 10.000 km bahkan lebih atau bisa bertahan baik kualitasnya 1-3 tahun pemakaian bila jarang jalan.Â
Pengetesan oli perlu diganti atau belum yang paling akurat seperti dilakukan teknisi bengkel di Eropa: olinya dicek langsung pakai tangan atau alat khusus. Akan ketahuan oli masih bagus atau tidak.
Kembali ke tabung ulir.Â
Bagi pendaki gunung seperti saya, penggunaan tabung ulir bertujuan praktis, yakni untuk menghemat ruang dalam tas punggung. Karena tabung bisa dimasukan dalam wadah alat masak.
Selain itu, untuk alasan ramah lingkungan. Tabung yang telah kosong bisa diisi ulang atau tidak menjadi sampah gunung yang rawan tertinggal. Selalu dibawa turun.
Harga tabung ulir yang berkualitas bagus cukup mahal. Walaupun bentuknya kecil tapi harganya setara tabung gas besar untuk keperluan memasak di dapur.Â
Karenanya, pendaki cenderung sayang pada tabung ulir miliknya. Merasa rugi kalau sampai hilang atau tertinggal di gunung.(*)
SUTOMO PAGUCI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H