Istirahatlah sejenak setelah berkendara nonstop setidaknya dua jam maksimal tiga jam. Keluar dari mobil atau hentikan motor di tepi jalan, lalu regangkan otot seperlunya, dan ambil nafas dalam. Tidak butuh lima menit. Lalu lanjutkan perjalanan.
Memaksakan perjalanan nonstop berjam-jam tanpa istirahat akan sangat rawan ketiduran tak disengaja karena kelelahan, apalagi jika pengaturan AC mobil yang dingin dengan sirkulasi oksigen yang buruk, sehingga penumpang kekurangan oksigen berkualitas yang membuat cepat lelah.
Saat istirahat tersebut, buka semua jendela mobil agar terjadi pergantian udara di dalam kendaraan.
4. Cuci muka dan dengarlah musik
Berkendara nonstop pada malam hari khususnya pada jam tidur antara pukul 11 hingga pukul 5 akan sangat rawan ketiduran tiba-tiba. Saat-saat rawan begini sangat penting posisi co-driver di samping pengemudi untuk mengajak ngobrol, memantau situasi dan mengingatkan.
Jika tidak ada teman buat diajak ngobrol, putarlah musik untuk membantu otak tetap terjaga. Geleng-gelengkan kepala dengan cepat hingga membentuk getaran di sekitar wajah. Biasanya ini cukup membantu terjaga.Â
Jika kantuk sudah demikian luar biasa, jangan dipaksakan. Berhentilah sebentar, lalu cucilah muka dengan air dingin. Mencuci muka biasanya akan membuat sensasi segar dan terjaga, setidaknya untuk setengah jam ke depan. Setelahnya, sila lanjutkan perjalanan. Jika kantuk kembali mendera, ulangi kembali ritual cuci muka. Demikian seterusnya.
5. Jangan kompromi, tidurlah
Pandai-pandailah membaca isyarat tubuh sendiri. Saat kantuk tidak lagi bisa ditolerir dengan berbagai upaya di atas, maka tepikan kendaraan, di manapun posisinya, jangan ambil resiko dengan kompromi, misalnya karena jarak tinggal beberapa menit lagi. Maut mengintai!
Tepikan kendaran. Lalu tidurlah sejenak. Penulis pernah tinggal berjarak sekitar lima belas menit lagi sampai ke rumah, namun berhenti di tepi jalan untuk tidur sejenak, karena kantuk tidak bisa ditoleransi lagi.
Ingatlah selalu pepatah, "Mujur sepanjang hari, malang sekejap mata." Cukup tiga detik bagi nyawa melayang jika tidak pandai-pandai membaca isyarat tubuh saat kantuk tak terperikan.(*)