Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pangkal Bala Percaya Mitos Bunga Edelweiss

1 Februari 2018   15:32 Diperbarui: 12 Oktober 2019   10:35 4281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendaki dan edelweiss (sumber foto: IG@pendaki_lestari)

Mengeramatkan, mengagung-agungkan secara berlebihan, membuat bunga edelweiss terancam tangan-tangan jahil pendaki alay. Andai saja tidak ada mitos demikian, dipercaya bunga ini nasibnya akan sama dengan bunga-bunga lain, seperti bunga cantigi, bunga ilalang, bunga padi, dan sebagainya, yang diabaikan sebagian besar pendaki.

Tinggal kenangan, edelweis di cadas gunung Talang tahun 2016 lalu (dokpri)
Tinggal kenangan, edelweis di cadas gunung Talang tahun 2016 lalu (dokpri)
Di gunung Talang, Solok, Sumatera Barat, misalnya. Penyusutan jumlah bunga edelweiss luar biasa dahsyat. Dalam tiga tahun terakhir bunga ini nyaris habis di sekitar lereng cadas menuju puncak hutan mati. Padahal, tiga tahun sebelumya masih cukup banyak ditemui rumpun edelweiss yang lebat di kiri-kanan trek menuju puncak. Sedangkan di sekitar hutan mati bunga ini sudah nyaris habis sama sekali!

Hal serupa terjadi pada Taman Edelweiss di sekitar puncak Gunung Marapi, jumlahnya terus berkurang dari tahun ke tahun. Penyusutannya luar biasa, jauh berkurang jumlahnya dibandingkan tahun 1990-an.

Selain perlunya penyebarluasan kampanye etika pendaki gunung, dan kesadaran pelestarian alam, perlu juga dibongkar akar masalah percaya mitos bahwa bunga edelweiss adalah bunga abadi lambang keabdian cinta.

Jika mitos itu dapat dihilangkan, akar masalah sudah ditemukan. Tinggal lagi penguatan etika dan penegakan peraturan dengan sanksi tegas bagi para pencuri edelweiss. Satu dan lain hal, bunga edelweiss bisa melindungi dirinya sendiri dengan hormon etilen, tapi tidak dari manusia.(*)

SUTOMO PAGUCI

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun