Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

6 Tips Aman Mendaki Gunung Kerinci Seorang Diri

2 Januari 2018   09:15 Diperbarui: 5 September 2021   16:46 9424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan pagi di shelter 3 Kerinci (Dokumentasi Pribadi)

6. Muncak dengan aman

Pastikan trekking menuju puncak dalam kondisi fisik yang fit. Selain itu, yang paling krusial, pastikan cuaca saat muncak tidak sedang kabut tebal atau badai berwarna coklat kehitaman. Boleh saja saat hujan lebat, tapi jangan coba-coba muncak saat kabut tebal atau saat badai.

Diperkirakan semua pendaki yang hilang di gunung ini akibat nyasar waktu muncak saat kabut tebal atau badai. Titik rawan nyasar di sekitar Tugu Yuda. Saat turun terjebak kabut tebal dan tanpa sadar pendaki mengambil jalur ke kanan (harusnya dari puncak lurus saja).

Pendaki nyasar akibat berbelok ke arah kanan di area Tugu Yuda, terus ke ujung punggungan, lantas menurun ke lembah, lalu nyasar di rimba. Saat sadar telah tersesat, tenaga tidak memadai lagi untuk kembali manjat ke titik awal, akhirnya terpancing spekulasi menyusuri lembah, suatu pilihan keliru saat survival di gunung.

Tidak ada batasan waktu muncak seperti halnya di Semeru. Terserah saja mau saat subuh, pagi, siang atau sore. Hanya saja lewat jam 8 pagi biasanya arah angin yang membawa uap belerang suka berubah bertiup ke puncak. Tapi ini tak terlalu masalah, paling berakibat mata perih dan sesak nafas.(*)


SUTOMO PAGUCI

Baca juga artikel terkait ini:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun