6. Muncak dengan aman
Pastikan trekking menuju puncak dalam kondisi fisik yang fit. Selain itu, yang paling krusial, pastikan cuaca saat muncak tidak sedang kabut tebal atau badai berwarna coklat kehitaman. Boleh saja saat hujan lebat, tapi jangan coba-coba muncak saat kabut tebal atau saat badai.
Diperkirakan semua pendaki yang hilang di gunung ini akibat nyasar waktu muncak saat kabut tebal atau badai. Titik rawan nyasar di sekitar Tugu Yuda. Saat turun terjebak kabut tebal dan tanpa sadar pendaki mengambil jalur ke kanan (harusnya dari puncak lurus saja).
Pendaki nyasar akibat berbelok ke arah kanan di area Tugu Yuda, terus ke ujung punggungan, lantas menurun ke lembah, lalu nyasar di rimba. Saat sadar telah tersesat, tenaga tidak memadai lagi untuk kembali manjat ke titik awal, akhirnya terpancing spekulasi menyusuri lembah, suatu pilihan keliru saat survival di gunung.
Tidak ada batasan waktu muncak seperti halnya di Semeru. Terserah saja mau saat subuh, pagi, siang atau sore. Hanya saja lewat jam 8 pagi biasanya arah angin yang membawa uap belerang suka berubah bertiup ke puncak. Tapi ini tak terlalu masalah, paling berakibat mata perih dan sesak nafas.(*)
SUTOMO PAGUCI
Baca juga artikel terkait ini:
- Strategi Kelompok Mendaki Gunung Kerinci
- Perihal Simaksi Pendakian Gunung Kerinci Jalur Kersik Tuo
- Tobat Sambal di Puncak Kerinci
- Selalu Ada Alasan Mendaki Gunung Kerinci
- Cerita Langit dan Bunga di Puncak Gunung Kerinci
- Darurat Sampah di Gunung Kerinci
- Berkendara 10 Jam Demi Menikmati Air Terlezat di Dunia Ini!
- Sesajen di Gunung Kerinci
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H