Penulis pribadi sangat menganjurkan untuk tidak khawatir dengan soal harimau. Santai saja. Banyak kok pendaki gunung Kerinci sendirian seperti halnya penulis dan sejauh ini belum ada terdengar dimangsa harimau. Nikmati saja perjalanannya.
Karena berjalan sendirian tentunya lebih bebas dan leluasa mengatur ritme perjalanan; kapan berjalan dan kapan istirahat. Berjalanlah dengan tempo normal, tidak terlalu kencang, karena perjalanan cukup jauh. Hematlah tenaga.
Mengingat perjalanan cukup jauh akan lebih baik bila membawa cemilan. Makanlah cemilan ketika sudah berjalan satu sampai dua jam, ini untuk menghindari tenaga ngelos karena kalori tubuh tersedot habis.
Jika Anda adalah orang yang sehari-hari tinggal di dataran rendah dekat pantai akan lebih baik berjalan dengan tempo pelan di awal, misalnya dari pintu rimba hingga shelter 1, untuk proses penyesuaian tubuh dan aklimatisasi.Â
Pintu rimba berketinggian sekitar 1800 mdpl menuju shelter 1 dengan ketinggian 2500-an mdpl. Tubuh orang yang sehari-hari tinggal di dataran rendah cenderung akan kaget bila tiba-tiba berjalan di ketinggian 1800-an mdpl. Efeknya tenaga cepat terkuras, nafas berat, dst.Â
Karena itu, berjalanlah dalam tempo pelan untuk penyesuaian tubuh dan aklimatisasi, terutama jika sampai di pos pendaftaran langsung start trekking (tidak bermalam di Kersik Tuo untuk aklimatisasi).
Berhubung gunung Kerinci merupakan habitat harimau Sumatera, dan area jelajah harimau biasanya sampai ketinggian 2.000-an mdpl, maka akan lebih aman mendirikan tenda di shelter 1 (2.500 mdpl) ke atas.
Setelah sampai shelter 3, pilihlah area sebelah kanan shelter untuk tempat mendirikan tenda, sebab relatif lebih terlindung andai terjadi badai secara tiba-tiba. Hindari mendirikan tenda dekat shelter 3 karena persis arah terpaan badai.
Sumber air di shelter 3 ada di kanan dan kiri. Tapi penulis lebih suka mengambil air di lembah sebelah kanan shelter 3 menghadap ke puncak, airnya banyak dan jernih.