Dalam artikel ini, penulis akan mencoba mengulas pengalaman, kesan, opini dan saran, dalam pendakian Gunung Talang secara solo melalui jalur Seroja, Air Batumbuk, Solok, Sumatera Barat, Jumat-Sabtu (8-9/12/2017) lalu. Seberapa menarik jalur ini?
Disebut "Jalur Seroja" karena jalur ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) masyarakat Air Batumbuk dan sekitarnya yang menamakan dirinya "Siluncuang Rimbun Jaya" yang disingkat "SRJ" atau Seroja.
Oh iya, jalur Seroja merupakan jalur pendakian terbaru di Gunung Talang, yang mulai beroperasi terhitung 3 Oktober 2017 lalu. Dengan demikian, ada dua jalur pendakian Gunung Talang di Air Batumbuk (jalur lama dan Seroja) dan satu di Bukit Sileh, sehingga total ada tiga jalur pendakian yang kini umum dilalui para pendaki gunung Talang.


Turun kembali hari Sabtu (9/12/2017) pukul 13.00. Normalnya, hanya butuh waktu sekitar 2 jam dari base camp Cadas hingga sampai di Posko Seroja, tapi penulis baru sampai Posko Seroja pukul 16.30 karena terlalu banyak berhenti.
Total lama pendakian melalui jalur ini sekitar 4 jam berjalan santai. Tapi penulis lebih sering berhenti untuk mendokumentasikan trek perjalanan, sehingga lebih 4 jam perjalanan naik dan 3,5 jam turun. Jika berjalan naik dengan ritme normal butuh sekitar 3,5 jam. Sementara para pendaki tanpa beban atau berbeban ringan bisa tembus dalam 2,5 jam saja.


Ada dua pos atau tempat pemberhentian dengan bangunan yang belum selesai. Di masing-masing pos, semak-semak dan pohon kecil telah dibersihkan, jadi dapat menjadi tempat mendirikan tenda.
Terlihat memang cukup banyak pohon hidup yang dikorbankan (ditebang) untuk membersihkan jalur dan membuat area mendirikan tenda. Sekedar saran, akan lebih baik andai kelak area, yang banyak pohon ditebangi tersebut, apalagi jika kenyataannya tidak benar-benar diperlukan, dapat ditanami lagi dengan pohon.

Singkat kata, jalur Seroja nampak dikelola dengan serius. Perbaikan jalur masih terus dikerjakan. Pak Naldi, Ketua Posko Seroja, menuturkan pada penulis, bahwa tanggal 20 Desember 2017 mendatang akan diadakan gotong royong pembersihan jalur, termasuk memperbaiki trek R36-38 yang longsor.