Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menuju Lautku Bebas Sampah: Siklus Lautan Sampah di Pantai Padang Ini Kapan Berakhir?

3 Desember 2017   11:35 Diperbarui: 5 Desember 2017   15:32 6016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Batang Harau ini salah satu dari sebelas sungai di Kota Padang yang membawa sampah ke pantai dan laut (dokpri)

Permasalahan sampah di Kota Padang tersebut di atas merupakan lingkup kecil dari keseluruhan masalah sampah di Indonesia. 

Sebagai negara maritim, berdasarkan peneliti Dr Jenna Jambeck dari Universitas Georgia AS, yang dimuat dalam Jurnal Science (sciencema.org, 12 Februari 2015), Indonesia membuang limbah plastik ke laut sebanyak 3,2 juta ton dari 12,7 juta ton sampah laut dunia. Dengan jumlah itu, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Tiongkok sebagai penyumbang sampah laut terbesar di dunia. Ironis memang.

Pencemaran laut oleh sampah sudah pasti berdampak buruk bagi organisme laut. Ikan, kerang, penyu, burung laut, bahkan plankton dapat tersangkut atau tak sengaja menelan sampah plastik yang terapung sehingga mengganggu pergerakan dan pencernaan, menghambat pertumbuhan, bahkan menyebabkan kematian.

Lautan sampah di Pantai Sako, Bungus, Padang, Sumbar, Kamis (21/9/2017) lalu (Dokpri)
Lautan sampah di Pantai Sako, Bungus, Padang, Sumbar, Kamis (21/9/2017) lalu (Dokpri)
Penelitian University of California Davis AS di Makassar (2014 dan 2015) menemukan 28% sampel ikan di pasar tradisional makan sampah laut. Dan ikan-ikan itulah yang masyarakat konsumsi sehari-hari!

Atas kegawatdaruratan sampah laut di Indonesia tersebut, pemerintah bertekad turun tangan langsung memerangi sampah laut. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) sebagai peta jalan memerangi sampah laut menuju Indonesia Bebas Sampah Laut 2020. Untuk memuluskan rencana ini, Indonesia menyiapkan dana sebesar Rp13,4 triliun untuk membersihkan sampah plastik di laut.

Sungai Batang Harau ini salah satu dari sebelas sungai di Kota Padang yang membawa sampah ke pantai dan laut (dokpri)
Sungai Batang Harau ini salah satu dari sebelas sungai di Kota Padang yang membawa sampah ke pantai dan laut (dokpri)
Pertanyaannya, kontribusi apa yang dapat diberikan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Padang khususnya untuk berpartisipasi memerangi pencemaran sampah laut setidaknya di tingkat lokal? Kampanye #lautkubebassampah 2020 telah dicanangkan.

Bila sulit berpikir idealis-moralis demi kebaikan bumi dan manusia, setidaknya jumlah dana dari pemerintah pusat tersebut cukup menggiurkan, bukan? Juluk dana itu agar mengalir ke Sumbar.

Berhenti berpangku tangan, kini saatnya menjawab permasalahan sampah laut dengan tindakan nyata! Hentikan buang sampah ke sungai dan laut, kelompokkan sampah organik dan anorganik, lalu buanglah pada tempatnya. Semoga #Lautkubebassampah 2020 menjadi kenyataan.(*)

SUTOMO PAGUCI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun