Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cara Elegan Ahok Kembali ke Politik

9 November 2017   19:14 Diperbarui: 9 November 2017   19:25 3955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Veronica Tan, Djarot Syaiful Hidayat dan Happy Farida (Dok. Ulin Yusron/Instagram)

Dua tahun di penjara pasti terasa lama. Sebaliknya, lima tahun masa jabatan Anies-Sandi tentu tak akan terasa terlalu lama, tahu-tahu sudah 2022. Pada saat itu tiba, dengan pasangan yang sama, Ahok-Djarot kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta 2022-2027. Semoga Tuhan YME memanjangkan umur Ahok-Djarot dan memberikan kesehatan dan kekuatan kepada keduanya.

Siapa yang setuju, hayo tunjuk tangan, hahaha. Mungkin Ahok sudah memikirkannya. Mungkin juga pikirannya kebalikan dari saran dalam tulisan ini. Tapi semoga Ahok mempertimbangkannya.

Langkah politik di atas, katakanlah, sebagai cara menuntaskan program masa jabatan terdahulu, sekaligus pembuktian untuk memulihkan moral politik di mata publik. Sebuah pertaruhan politik yang pasti berat dan berbahaya, dan belum tentu juga berhasil, tapi layak untuk dicoba, khusus bagi petarung di jalan pedang, ibarat kata Musashi Miamoto, seperti Ahok-Djarot.

Toh, untuk menjadi calon presiden, wakil presiden atau diangkat sebagai menteri, bagi Ahok, sudah tertutup sepenuhnya, hal mana karena berbenturan dengan ketentuan undang-undang, sebagaimana telah ditulis di sini. Berbeda dengan nyalon gubernur, tidak ada halangan undang-undang.

Veronica Tan, Djarot Syaiful Hidayat dan Happy Farida (Dok. Ulin Yusron/Instagram)
Veronica Tan, Djarot Syaiful Hidayat dan Happy Farida (Dok. Ulin Yusron/Instagram)
Saya jadi teringat saat menjadi lawyer dua orang kepala daerah petahana di Sumbar yang, kebetulan, juga dikasuskan secara politik menjelang pemungutan suara. Keduanya calon terkuat waktu itu. Tapi akhirnya kalah. Sekalipun putusan hakim dari tingkat pertama hingga Mahkamah Agung menyatakan keduanya bebas murni, tapi putusan itu keluar setelah pencoblosan.

Kedua calon petahana kepala daerah di Sumbar, tersebut, secara substansi mens rea (sikap batin) dalam perkaranya, menurut saya, mirip-mirip dengan Ahok: tidak bersalah. Bedanya, kedua kepala daerah petahana di Sumbar tersebut divonis bebas, sedangkan Ahok divonis bersalah dan dipenjara.

Untuk memulihkan moral politik di mata publik, beliau merasa belum cukup dengan vonis hakim saja, salah satu bekas kepala daerah di Sumbar yang dikalahkan karena dikasuskan lawannya, itu, kembali mencalonkan diri lima tahun kemudian dan menang. Moral politiknya pulih sepenuhnya di mata publik.

Mengapa saya pribadi sangat berharap demikian pada diri Ahok-Djarot. Saya tak kenal secara pribadi dengan Ahok-Djarot, hanya kenal pada ide dan sepak terjangnya saja melalui media massa. Namun demikian, saya menjadi salah seorang dari ribuan orang yang sangat terpukul atas kasus yang membelit Ahok. Karena itu, dengan sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun, saya membuat surat jaminan pribadi untuk Ahok, menekennya di atas materai dan mengirimkannya ke Pengadilan Tinggi Jakarta.

Ekspresi tangis kesedihan Veronica Tan (Foto: Dok. Ulin Yusron/Instagram/Tribunnews.com/Facebook)
Ekspresi tangis kesedihan Veronica Tan (Foto: Dok. Ulin Yusron/Instagram/Tribunnews.com/Facebook)
Waktu itu, maklumlah saya tinggal di kota Padang, salah satu basis terkuat pendukung Prabowo, mengalami cemoohan dari banyak orang. Di media sosial dan kolom komentar berita online, yang memberitakan langkah saya itu, sebagian warga Padang susah payah menjelaskan ke publik bahwa saya bukan orang asli Padang, jadi sikap dan pandangan saya tidak mewakili orang Padang. Hehehe.

Hari-hari belakangan ini media massa dan media sosial dihebohkankan dengan beredarnya foto ekspresi tangis kesedihan Ibu Vero dipelukan Ibu Iriana dalam resepsi pernikahan Kahiyang-Boby. Mungkin ribuan bahkan jutaan pendukung Ahok gerimis memandang foto itu, termasuk saya.

Di hari yang sama juga beredar foto bertiga Ibu Vero, Pak Djarot dan Ibu Happy Farida di resepsi yang sama. Foto itu diambil oleh Ulin Yusron. Kabarnya mereka selalu bertiga sejak dari Jakarta hingga Solo. Kebersamaan yang mengesankan dan mengharukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun