Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkendara 10 Jam Demi Menikmati Air Terlezat di Dunia Ini!

28 April 2017   12:02 Diperbarui: 5 Januari 2018   08:57 3343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabut mulai memenuhi lembah (dokpri)

Berada di dalam rimba belantara TNKS (dokpri)
Berada di dalam rimba belantara TNKS (dokpri)
Kawasan TNKS ini merupakan habitat dari berbagai binatang buas termasuk Harimau Sumatera yang dilindungi dan sudah sangat langka. Area jelajah si raja hutan ini biasanya di ketinggian maksimal 2.500 meter, lebih tinggi dari itu si "inyiak" sudah kurang suka.

Makanya para peziarah dianjurkan untuk bermalam di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), yaitu mulai shelter 1 ke atas. Namun tetap tidak ada jaminan 100% bahwa shelter 1 gunung Kerinci tidak dilewati Harimau Sumatera.

Jika hari hujan suara gemuruh air tercurah dari atas ke bawah! (dokpri)
Jika hari hujan suara gemuruh air tercurah dari atas ke bawah! (dokpri)
Kabut mulai memenuhi lembah (dokpri)
Kabut mulai memenuhi lembah (dokpri)
Bermalam di pos 1, pos 2, dan pos 3 gunung Kerinci tidak dianjurkan. Pasalnya, pos-pos tersebut jauh lebih rawan dibandingkan shelter 1, shelter 2 dan shelter 3. Sekalipun dalam catatan sejarah, belum pernah terdengar peziarah gunung Kerinci tewas dimakan harimau. Katakanlah buat jaga-jaga.

Jika berangkat dari Padang sekitar pukul 6 dan 7 pagi, baru sampai di pos R10 sekitar pukul 13. Setelah mendaftar, re-packing dll pendakian baru bisa dimulai sekitar pukul 14. Baru sampai di pintu rimba sekitar 14.30. Karena itu, mau tak mau kemalaman di jalan. Biasanya, dengan pola perjalanan seperti ini, para peziarah akan kemalaman di Shelter 1 dan kemping di sini.

Suasana pagi di shelter 3, Senin (24/4/2017), sebelum turun (dokpri)
Suasana pagi di shelter 3, Senin (24/4/2017), sebelum turun (dokpri)
Baru keesokan paginya melanjutkan perjalanan hingga ke shelter 2 atau shelter 3 dan bermalam di sini. Shelter 3 adalah shelter terakhir sebelum para peziarah muncak ke ketinggian 3.809 mdpl, Puncak Indrapura.

Di shelter 3 ini peziarah kudu mengambil air untuk persediaan. Sumber air di sini ada di kanan dan kiri shelter. Namun yang paling sulit dicapai dan paling banyak serta paling lezat ada di kanan shelter.(*)

SUTOMO PAGUCI

Baca juga artikel terkait berikut:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun