Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Semarak Bunga Cantigi Menyambut Para Pendaki di Puncak Gunung Talang

27 Maret 2017   11:01 Diperbarui: 27 Maret 2017   11:16 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PARA PENDAKI nyaris tidak ada yang memperhatikan bahwa puncak satu gunung Talang tidak seperti biasanya. Sekarang puncak itu semarak oleh bunga Cantigi (Vaccinium varingifolium) yang bermekaran. Bunga berwarna merah terang seperti buah naga tersebut mewarnai hampir setiap pohon cantigi yang berdaun. 

Setidaknya demikian yang saya amati pada Sabtu-Minggu (18-19/3/2017) lalu. Kebanyakan pendaki yang sampai di puncak hanya foto-foto dengan tulisan 'kapan kita mendaki Talang', 'selamat ulang tahun sayangku, dari puncak Talang', dll dengan latar belakang danau kembar dan danau Talang.

Bunga cantigi dilihat dari dekat (dokpri)
Bunga cantigi dilihat dari dekat (dokpri)
Memang sedikit orang yang suka memperhatikan detail. Para pendaki biasanya akan larut dalam suka cita kebersamaan. Detail bunga edelweiss yang berangsur berkurang, burung gagak hitam yang berkejaran, dsb jarang diperhatikan orang.

Padahal, bunga cantigi itu bermekaran sangat mencolok. Sesampai di puncak satu gunung Talang, para pendaki langsung dihadapkan pada daun-daun cantigi muda berwarna merah menyala dan bunga cantigi yang berwarna senada.

Sebagian berbunga sangat lebat (dokpri)
Sebagian berbunga sangat lebat (dokpri)
Dikisahkan, puncak satu gunung Talang dahulunya penuh dengan hamparan hutan cantigi yang menghijau permai. Sejauh mata memandang hutan cantigi menghijau di mana-mana. 

Hingga tahun 2004 dan 2007 gunung Talang meletus dengan dahsyat. Semburan awan panas memusnahkan hutan cantigi. Puncak satu gunung Talang menjadi apa yang disebut 'hutan mati'.

Puncak hutan mati di waktu pagi (dokpri)
Puncak hutan mati di waktu pagi (dokpri)
Bertahun-tahun puncak satu gunung Talang menjadi hutan mati. Pohon-pohon cantigi nampak gosong menghitam. 

Secara keseluruhan hutan mati tersebut nampak seperti instalasi seni yang unik. Tak heran banyak pendaki menjadikannya spot foto yang menarik.

Bunga cantigi kuncup berseri (dokpri)
Bunga cantigi kuncup berseri (dokpri)
Tahun demi tahun berlalu. Berangsung-angsur sebagian pohon cantigi yang nampak gosong menghitam tersebut mengeluarkan tunas-tunas kecil di bagian kulit batangnya yang masih hidup. Tunas-tunas itu terus tumbuh. Makin besar.

Sekarang, bulan Maret 2017, cantigi gunung Talang seolah mengumumkan pada dunia bahwa mereka masih ada. Daun-daunnya makin lebat. Bunganya bermekaran di setiap dahan, berpadu dengan warna hijau daun-daunnya.

Pohon cantigi dan bunganya (dokpri)
Pohon cantigi dan bunganya (dokpri)
Jadilah puncak gunung Talang seperti taman bunga. Tapi itu khusus bagi orang yang memperhatikannya saja. Bagi yang tidak perhatian, bunga-bunga yang indah itu akan terlewatkan begitu saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun