Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mendaki Solo Rinjani di Awal Musim Pendakian

24 April 2016   12:51 Diperbarui: 18 September 2017   08:33 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para porter sedang menyiapkan santap siang di Pos 2. Memakai jasa porter adalah cara agar dapat lebih menikmati pendakian (dokpri)

Melaju santai menuju Pos 1 di trek sabana Sembalun (dokpri)
Melaju santai menuju Pos 1 di trek sabana Sembalun (dokpri)
Sabana Sembalun dilihat dari trek menuju Pos 1 (dokpri)
Sabana Sembalun dilihat dari trek menuju Pos 1 (dokpri)
[/caption]Tak berapa lama kemudian perjalanan dilanjutkan. Trek belum terlalu menanjak. Masih diwarnai pemandangan sabana dan lembah-lembah. Sekitar 20 menit akhirnya kami tiba di Pos 3. Tanpa istirahat lagi perjalanan dilanjutkan reli panjang di trek 7 bukit penyesalan. Salip menyalip dengan porter.

Baru juga mau menuju ke bukit ke-2 si porter, Mas Sumarni, berhasil menyalip. Dan sejak saat itu saya tak berhasil lagi menyalip porter. Tak apalah, toh porter harus lebih dahulu sampai Pelawangan supaya lekas mendirikan tenda dan menyiapkan makan malam.

Disalip mas Sumarni (dokpri)
Disalip mas Sumarni (dokpri)
Di pertengahan bukit ke-7, tepatnya di atas batang kayu tumbang, saya istirahat tiduran di sela dahan. Tak terasa kantuk menyerang lalu sayapun tertidur. Posisinya memang enak banget buat tiduran. Lumayan lama juga saya ketiduran. Sampai rombongan porter yang turun membangunkan saya. “Bangun, mas, awas nanti jatoh,” kata mereka.

Pas terbangun hari sudah sore, sudah pukul 16.30 WIT. Suhu sudah terasa dingin. Kabut juga sudah mulai datang menutupi bukit. Segera perjalanan saya lanjutkan. Paling sekitar 30-60 menit sampai di Pelawangan.

Enak banget tiduran di sini. Bukit ke-7 menuju Plawangan Sembalun (dokpri)
Enak banget tiduran di sini. Bukit ke-7 menuju Plawangan Sembalun (dokpri)
View di trek menuju bukit terakhir sebelum Plawangan Sembalun (dokpri)
View di trek menuju bukit terakhir sebelum Plawangan Sembalun (dokpri)
Benar saja. Sekitar pukul 17.30 WIT saya tiba di Pelawangan Sembalun. Namun karena porter saya minta dirikan tenda agak di ujung, di dekat mata air, maka saya harus berjalan lagi di pungungan Pelawangan menuju dekat mata air.

Tak lama kemudian sudah terlihat tenda saya Merapi Mountain Moonlight 1 berdiri tegak. Satu-satunya tenda Merapi Mountain di Pelawangan sore itu. Karena masih di awal musim pendakian, belum banyak orang mendaki Rinjani, sehingga terlihat banyak ruang kosong tersisa di camping ground Pelawangan Sembalun.

Tenda saya di Plawangan Sembalun (dokpri)
Tenda saya di Plawangan Sembalun (dokpri)
Pukul 20 WIT saya segera tidur. Pukul 01.00 WIT, Minggu (10/4/2016), alram membangunkan saya. Setelah menyiapkan bekal dan peralatan seperlunya, saya mulai summit attack pukul 1.30 WIT. Berjalan santai saja.

Ini untungnya mendaki di awal musim pendakian dan saat masih di ujung musim hujan. Trek Pelawangan Sembalun-Puncak Rinjani yang biasanya berdebu dan mengganggu, sekarang kurang begitu berdebu. Pasir masih terasa lembab. Angin juga tidak terlalu dingin, tapi cukuplah membuat beberapa orang cewek bule terlihat memakai thermal blanket karena kedinginan dan terserang gejala hipotermia.

View di trek dari Plawangan Sembalun menuju puncak (dokpri)
View di trek dari Plawangan Sembalun menuju puncak (dokpri)
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Susah payah kami para pendaki beriringan menaklukan tanjakan demi tanjakan menuju puncak. Bahkan saya sempat tertidur tiga kali masing-masing sekitar setengah jam sepanjang perjalanan muncak. Jadilah saya baru sampai puncak sekitar pukul 7 pagi. Sebuah perjalanan muncak yang terlalu lama dari batas normal yang hanya butuh 3-5 jam saja.

Setelah istirahat, sarapan pagi, dan foto-foto di puncak, saya dan beberapa pendaki mulai turun kembali ke Pelawangan. Hanya sekitar kurang dari satu jam saya di puncak. Perjalanan turun nyaris tanpa istirahat berarti. Pukul 10 WIT saya sudah berada kembali di Pelawangan Sembalun.

di Puncak pukul 7 pagi, Minggu (10/4/2016) (Dokpri)
di Puncak pukul 7 pagi, Minggu (10/4/2016) (Dokpri)
Dari pukul 10 hingga sore saya hanya leyeh-leyeh saja di sekitar tenda sambil sesekali menghampiri pendaki lain buat ngobrol-ngobrol. Pukul 19 saya sudah tertidur dengan cukup pulas hingga pukul 6 keesokan harinya. Bangun badan terasa segar. Pukul 9 WIT, Senin (11/4/2016) kami turun ke Sembalun untuk kembali mendaki Bukit Pergasingan keesokan harinya, Selasa (12/4/2016) sebelum kembali pulang ke Padang hari Rabu (13/4/2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun