Waktu pendakian kemaren, kami sampai di Pos Peninjauan pukul 20.30 WIB, Sabtu (16/4/2016). Istirahat sebentar, lalu langsung mendirikan tenda. Setelah memasak dan meminum minuman hangat kami langsung terkapar di tenda masing-masing. Terbangun pukul 6.30 Wib hari Minggu, 17 April 2016, saat semburat merah matahari pagi mulai tampak di kejauhan. Sangat indah. Pukul 10 Wib barulah kami muncak dengan irama langkah santai.
Sekembali ke Pos Peninjauan, dari muncak yang cukup melelahkan, juga lapar, kami terhibur oleh aksi si jinak burung Jalak hitam-biru yang ajaib. Burung ini sudah mengikuti kami dari Pos Bumi Sarasah, seolah menuntun pendaki hingga mendekati puncak. Di Pos Peninjauan burung ini juga berhenti mengikuti kami yang berhenti. Ia bermain ria di sekitar tenda. Dalam posisi yang sangat dekat, saya berhasil mengambil foto burung jalak ajaib ini.
Untuk mencapai Pos Peninjauan tadi tentu saja harus berjalan dari arah bawah, dari Pos Bumi Sarasah. Perjalanan dari pos Bumi Sarasah menuju pos Peninjauan sangat melelahkan, menanjak, tidak kalah berat dibandingkan trek panjang dari pos Rindu Alam menuju pos Bumi Sarasah.
Area pos Bumi Sarasah cukup luas untuk mendirikan sekitar sepuluh tenda. Sebetulnya tidak usah khawatir juga sih. Pendaki gunung Talamau sangat jarang. Karena itu di tiap pos tak bakal kekurangan tempat untuk mendirikan tenda, kecuali momen tahun baru atau 17 Agustusan. Hanya saja agak riskan mendirikan tenda di pos ini karena berada di bawah pohon-pohon tinggi, sangat mungkin ada kayu tumbang atau kejatuhan dahan yang patah.
Untuk situasi darurat, misalnya saat hujan, atau saat malas buka tenda atau flysheet, di pos Bumi Sarasah ada semacam bivak dengan atap seng yang bolong-bolong. Lumayanlah, bivak tersebut bisa untuk tempat berteduh darurat dari hujan atau panas. Di samping kiri bivak kebetulan sedang mekar merona Anggrek Talamau (?), langsung saya foto buat oleh-oleh.
Selain melelahkan, perjalanan dari pos Rindu Alam menuju pos Bumi Sarasah juga diwarnai jibaku dengan pacat. Banyak sekali pacat. Maklum trek berada di hutan tropis yang lebat dan lembab, dan gunungnya pun tidak berapi, sehingga sangat cocok untuk habitat pacat. Apalagi jika sering istirahat bakal banyak pacat yang menjalar ke kaki. Sering-sering saja periksa kaki dan badan siapa tahu ada pacat. Saya sendiri pakai gaiter dan ternyata sangat ampuh menghalangi pacat menyusup lewat ujung celana.
Untunglah mulai pos Bumi Sarasah pacat sudah jarang ditemui. Kalaupun ada pacat paling-paling bawaan dari bawah. Trek dari Bumi Sarasah menuju pos Peninjauan praktis aman dari serangan pacat. Duduk di semak-semak pun aman dari serangan pacat.