Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Strategi Mendaki Gunung Kerinci

5 Januari 2016   12:06 Diperbarui: 18 April 2021   06:33 2830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GUNUNG KERINCI di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Pulau Sumatera, merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dan Asia Tenggara dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut. 

Dari dokumentasi penuturan orang-orang yang telah menuntaskan pendakian Seven Summits Indonesia, trek gunung Kerinci menempati posisi ke-4 terberat untuk didaki, setelah Carstensz Pyramid di Papua, Bukit Raya di Kalimantan dan Binaya di Maluku.

Contoh trek dari shelter 2 menuju shelter 3 (dokpri)
Contoh trek dari shelter 2 menuju shelter 3 (dokpri)
Bagi orang yang telah mendaki gunung Kerinci tentu sudah terbayang strategi bagaimana andai kembali mendaki untuk kedua kalinya dan seterusnya. Namun bagi orang yang belum pernah mendaki gunung Kerinci sangat mungkin belum terbayang bagaimana strategi kongkrit yang didasarkan pada pengalaman lapangan.

Jika berasal dari luar Propinsi Jambi dan menggunakan pesawat, lebih singkat dan efisien tujuan penerbangan ke Bandara International Minangkabau (BIM) di Padang, dari Padang naik travel langsung ke Kersik Tuo. Lebih singkat dibandingkan terbang ke Jambi dan dari Jambi ke Kersik Tuo.

Danau Kembar dan Gunung Talang, contoh pemandangan sepanjang jalan (foto: NN)
Danau Kembar dan Gunung Talang, contoh pemandangan sepanjang jalan (foto: NN)
Pemandangna kebun teh di perjalanan (dokpri)
Pemandangna kebun teh di perjalanan (dokpri)
Akan menyenangkan jika perjalanan dari Padang ke Kersik Tuo pada siang hari. Sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan alam nan memukau, mulai dari hutan tropis tak berapa lama meninggalkan kota Padang, kebun teh, danau kembar, gunung Talang, sabana di sekitar danau kembar, dll.

Alamat dan nomor telepon travel bertebaran di dunia maya. Namun harga tiket penerbangan Jakarta-Padang biasanya lebih tinggi dibandingkan Jakarta-Jambi khususnya di musim liburan. Hanya saja, angkutan darat dari Jambi-Kersik Tuo lebih jauh dibandingkan dari Padang-Kersik Tuo.

Pemandangan Danau Diatas di perjalanan, di kejauhan nampak kecil gunung Kerinci (dokpri)
Pemandangan Danau Diatas di perjalanan, di kejauhan nampak kecil gunung Kerinci (dokpri)
Jika budget terbatas dan mau hemat pengeluaran untuk penginapan, ada baiknya sesampai di Kersik Tuo buka tenda di sekitar pos R10 tempat loket pendaftaran, untuk menujunya: jalan kaki sekitar 20 menit dari Tugu Macan, sekalian untuk aklimatisasi. Di depan pos dan sekitar gerbang dapat memuat cukup banyak tenda. Tidak disarankan buka tenda di dekat pintu rimba, karena rawan harimau Sumatera.

Jika tenaga terbatas karena faktor umur, fisik dan belum berpengalaman mendaki sebelumnya dll, ada baiknya mendaki pelan tapi konsisten. Tidak memaksakan diri pasang target berjalan cepat untuk bermalam di Shelter 3, karena tentu akan sangat berat.

Gunung Kerinci dilihat dari perjalanan menuju pintu rimba (dokpri)
Gunung Kerinci dilihat dari perjalanan menuju pintu rimba (dokpri)
 Taroklah start mendaki pagi hari sekitar pukul 7 dari Pintu Rimba; akan lebih baik bermalam di Shelter 2 atau 3. Bila start mendaki sudah siang, bermalamlah di Shelter 1, tapi jangan lupa bawa stok air di Pos 3, karena stok air dalam gentong dan di lembah di Shelter 1 kadang tidak memadai atau kurang layak diminum, memang ada sumber air di kanan-atas Shelter 1 tapi cukup jauh dan terjal menurun ke lembah.

Jika beban keril terlalu berat, ada baiknya bermalam di Shelter 1 atau Shelter 2. Ini untuk menghemat tenaga. Berhubung trek dari Shelter 2 menuju Shelter 3 akan sangat menguras tenaga, sering harus bergelantungan, melompat, melipir ketinggian jalan yang berbentuk gorong-gorong sambil berpegangan pada kayu.

Sungai sumber air di dekat pos 3 (dokpri)
Sungai sumber air di dekat pos 3 (dokpri)
Bila tenaga telah terkuras habis sepanjang perjalanan dari Pintu Rimba menuju Shelter 1 dan Shelter 2, tentunya akan sangat berat dan menyusahkan membawa beban keril yang berat di trek Shelter 2 menuju Shelter 3, trek terberat sepanjang pendakian gunung Kerinci. Dengan bermalam di Shelter 2, fisik bisa diistirahatkan untuk menaklukan trek terberat Shelter 2 menuju Shelter 3.

Jika ada anggota rombongan yang bertubuh gendut, perempuan kurang terlatih dan anak-anak, maka akan lebih baik pendakian dibagi dalam tiga hari: hari ke-1, Pintu Rimba menuju Shelter 1, bermalam di sini; hari ke-2, Shelter 1 menuju Shelter 3, bermalam di sini; hari ke-3, Shelter 3 menuju Puncak. Untuk turunnya tergantung sisa tenaga dan waktu, bisa langsung turun pada hari yang sama dengan waktu muncak, bisa juga bermalam semalam di Shelter 3.

Pemandangan dari shelter 3 di pagi hari (dokpri)
Pemandangan dari shelter 3 di pagi hari (dokpri)
Jika terbayang tak akan kuat bawa barang sendiri naik hingga Shelter 3 dan turun kembali, akan lebih baik sewa porter. Banyak porter yang bisa di tanya dan dicari di Penginapan Subandi, Paiman dll. Negoisasikan biaya porter. Porter hanya sampai di Shelter 3, tidak ikut muncak. Jika mau penunjuk jalan dari awal pendakian hingga ke puncak, porter bisa diajak dengan tambahan biaya atau sewalah guide dari bawah yang biasanya lebih mahal sedikit dibanding porter.

Jika mau aklimatisasi yang sempurna, untuk menghindari penyakit gunung seperti sakit kepala dll, ada baiknya pendakian diatur sedemikian rupa, tidak langsung berjalan dari Pintu Rimba bablas hingga ke Shelter 2 atau 3 pada hari yang sama.

Aklimatisasi bisa diatur dengan rentang pendakian 0 sampai 2.500 mdpl. Misalnya, hari pertama mendaki dari pintu rimba hingga shelter 1 dan bermalam di sini. Hari selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke shelter 2 atau 3 dan bermalam di sini.

Suasana shelter 2 (dokpri)
Suasana shelter 2 (dokpri)
Setelah mencapai ketinggian 2.500 mdpl (sekitar shelter 1), penambahan ketinggian per hari antara 300 - 600 mdpl dengan sehari bermalam tiap penambahan tsb. 

Dengan demikian, pendakian bisa diatur: hari ke-1 bermalam di Kersik Tuo dengan ketinggian 1.600 mdpl, hari ke-2 bermalam Shelter 1 dengan ketinggian 2.505 mdpl, dan hari ke-3 bermalam di Shelter 3 dengan ketinggian 3.300 mdpl sebelum muncak.

Strategi lain, bila waktu terbatas dan suka terkena penyakit gunung sakit kepala dll, berjalanlah dari Pintu Rimba hingga Shelter 3, lalu sesampai di Shelter 3 turun lagi ke Shelter 2 untuk bermalam di sini. Menanjak lebih tinggi lalu bermalam pada ketinggian lebih rendah di bawahnya akan membantu proses aklimatisasi yang lebih cepat. Strategi ini terutama bila terasa gejala penyakit gunung.

Penulis di trek dari shelter 2 ke shelter 3 (dokpri)
Penulis di trek dari shelter 2 ke shelter 3 (dokpri)
Dengan pengaturan aklimatisasi sedemikian rupa, penyakit gunung dapat dihindari secara maksimal, sehingga kenikmatan pendakian tidak terganggu oleh penyakit gunung. Fisik prima, mendaki enak, dan pikiran ringan.

Waktu pendakian terbaik saat musim kemarau sekitar bulan April-Oktober tiap tahunnya. Namun kadang kala cuaca gunung sulit ditebak, kadang hujan badai di musim kemarau. Ada baiknya lihat ramalan cuaca sebelum berangkat untuk antisipasi.(*)

SUTOMO PAGUCI

Baca juga artikel terkait ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun