GUNUNG KERINCI di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Pulau Sumatera, merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dan Asia Tenggara dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut.Â
Dari dokumentasi penuturan orang-orang yang telah menuntaskan pendakian Seven Summits Indonesia, trek gunung Kerinci menempati posisi ke-4 terberat untuk didaki, setelah Carstensz Pyramid di Papua, Bukit Raya di Kalimantan dan Binaya di Maluku.
Jika berasal dari luar Propinsi Jambi dan menggunakan pesawat, lebih singkat dan efisien tujuan penerbangan ke Bandara International Minangkabau (BIM) di Padang, dari Padang naik travel langsung ke Kersik Tuo. Lebih singkat dibandingkan terbang ke Jambi dan dari Jambi ke Kersik Tuo.
Alamat dan nomor telepon travel bertebaran di dunia maya. Namun harga tiket penerbangan Jakarta-Padang biasanya lebih tinggi dibandingkan Jakarta-Jambi khususnya di musim liburan. Hanya saja, angkutan darat dari Jambi-Kersik Tuo lebih jauh dibandingkan dari Padang-Kersik Tuo.
Jika tenaga terbatas karena faktor umur, fisik dan belum berpengalaman mendaki sebelumnya dll, ada baiknya mendaki pelan tapi konsisten. Tidak memaksakan diri pasang target berjalan cepat untuk bermalam di Shelter 3, karena tentu akan sangat berat.
Jika beban keril terlalu berat, ada baiknya bermalam di Shelter 1 atau Shelter 2. Ini untuk menghemat tenaga. Berhubung trek dari Shelter 2 menuju Shelter 3 akan sangat menguras tenaga, sering harus bergelantungan, melompat, melipir ketinggian jalan yang berbentuk gorong-gorong sambil berpegangan pada kayu.
Jika ada anggota rombongan yang bertubuh gendut, perempuan kurang terlatih dan anak-anak, maka akan lebih baik pendakian dibagi dalam tiga hari: hari ke-1, Pintu Rimba menuju Shelter 1, bermalam di sini; hari ke-2, Shelter 1 menuju Shelter 3, bermalam di sini; hari ke-3, Shelter 3 menuju Puncak. Untuk turunnya tergantung sisa tenaga dan waktu, bisa langsung turun pada hari yang sama dengan waktu muncak, bisa juga bermalam semalam di Shelter 3.
Jika mau aklimatisasi yang sempurna, untuk menghindari penyakit gunung seperti sakit kepala dll, ada baiknya pendakian diatur sedemikian rupa, tidak langsung berjalan dari Pintu Rimba bablas hingga ke Shelter 2 atau 3 pada hari yang sama.
Aklimatisasi bisa diatur dengan rentang pendakian 0 sampai 2.500 mdpl. Misalnya, hari pertama mendaki dari pintu rimba hingga shelter 1 dan bermalam di sini. Hari selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke shelter 2 atau 3 dan bermalam di sini.
Dengan demikian, pendakian bisa diatur: hari ke-1 bermalam di Kersik Tuo dengan ketinggian 1.600 mdpl, hari ke-2 bermalam Shelter 1 dengan ketinggian 2.505 mdpl, dan hari ke-3 bermalam di Shelter 3 dengan ketinggian 3.300 mdpl sebelum muncak.
Strategi lain, bila waktu terbatas dan suka terkena penyakit gunung sakit kepala dll, berjalanlah dari Pintu Rimba hingga Shelter 3, lalu sesampai di Shelter 3 turun lagi ke Shelter 2 untuk bermalam di sini. Menanjak lebih tinggi lalu bermalam pada ketinggian lebih rendah di bawahnya akan membantu proses aklimatisasi yang lebih cepat. Strategi ini terutama bila terasa gejala penyakit gunung.
Waktu pendakian terbaik saat musim kemarau sekitar bulan April-Oktober tiap tahunnya. Namun kadang kala cuaca gunung sulit ditebak, kadang hujan badai di musim kemarau. Ada baiknya lihat ramalan cuaca sebelum berangkat untuk antisipasi.(*)
SUTOMO PAGUCI
Baca juga artikel terkait ini:
- 6 Tips Aman Mendaki Gunung Kerinci Seorang Diri
- Tobat Sambal di Puncak Kerinci
- Selalu Ada Alasan Mendaki Gunung Kerinci
- Cerita Langit dan Bunga di Puncak Gunung Kerinci
- Darurat Sampah di Gunung Kerinci
- Berkendara 10 Jam Demi Menikmati Air Terlezat di Dunia Ini!
- Sesajen di Gunung Kerinci
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H