Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fatal, Jika Mega Umumkan Capres Sebelum Pileg

10 Januari 2014   14:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Elektabilitas parpol merupakan resultan dari elektabilitas orang per orang calegnya. Sedangkan elektabilitas capres murni berasal dari diri capres bersangkutan, terlepas apapun papolnya.

Apabila Mega umumkan capres sebelum pileg, di tengah euforia hasil survei yang selalu menempatkan Jokowi sebagai pemuncak, maka akan rawan pengaruhi para caleg PDIP jadi malas. Seolah-olah mereka akan menang hanya dengan "menempelkan" foto Jokowi dalam kampanyenya. Padahal, pileg itu memilih caleg, bukan memilih capres. Bisa-bisa kader tak mau kerja keras karena "faktor Jokowi".

Jelas keliru argumen bahwa suara PDIP akan terkatrol naik jika Jokowi diumumkan sebagai capres sebelum pileg, atau paling lambat Januari 2014. Sekali lagi, pileg bukan memilih capres, melainkan memilih caleg yang dicalonkan partai.

Taroklah saya (pemilih) suka betul dengan Jokowi. Lantas apakah saya otomatis akan suka juga dengan caleg yang dicalonkan PDIP di dapil tempat domisili saya? Belum tentu. Itu dua hal yang berbeda. Pada hari H pileg belum tentu saya coblos caleg PDIP, mentang-mentang capres PDIP adalah Jokowi. Bisa jadi saya pilih caleg Golkar karena saya nilai lebih meyakinkan.

(Sutomo Paguci)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun