Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kok Peduli Sih dengan Ini Negara?

7 Oktober 2012   09:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:08 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawabannya ternyata sangat praktis. Karena ingin hidup enak: cari rezeki gampang; nyekolahkan anak mudah, murah dan berkualitas; kesehatan murah bahkan gratis; dan masa depan cerah. Habisnya apa-apa dipungut pajak: beli rokok, otomatis; beli kendaraan, sudah pasti; beli baju, tentu saja; beli makanan di rumah makan, ditambah pajak 10%---gila, gede banget!

Mau tak mau harus peduli dengan ini negeri. Termasuk ketika penegakan hukum hancur-hancuran karena para petinggi berselisih dan mempertaruhkan tali nyawa. Termasuk ketika korupsi merajalela di mana-mana, mulai dari pengurusan surat di ketua rukun tetangga sampai dinas daerah. Termasuk ketika negara terancam oleh politik aliran khususnya Islam politik yang hendak mengubah semua aturan yang pro pada pluralitas menjadi aturan hukum agama karenanya menganak-emaskan agama tertentu.

Pameo "jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan pada negara" selanjutnya dikoreksi. Termasuk dikoreksi nasionalisme buta, apapun demi negara adalah benar, termasuk bila harus melanggar hak asasi manusia. Koreksi.

Saatnya menuntut. Dikemanakan pajak yang telah kami bayar. Bagaimana pelaksanaan tanggung jawab para pejabat karena jalan-jalan penuh lobang, listrik yang byar pet, aliran air yang mati-hidup, sekolah yang mahal, kesehatan yang mahal---di negeri ini orang miskin dilarang sakit.

Selalu ada alasan untuk peduli dengan ini negeri.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun