Haleluya! Densus 88 Antiteror Polri menangkapi satu per satu terduga teroris dalam keadaan hidup-hidup. Tak tanggung-tanggung delapan orang sekaligus digaruk di Solo, Sabtu (22/9). Ini kemajuan berarti. Karena biasanya penangkapan diikuti terduga teroris yang telah jadi mayat.
Senang sekali hati ini menyaksikan terduga teroris dicokok tak berdaya, ditersangka-kan, disidangkan dan dijebloskan ke penjara. Mudah-mudahan Indonesia aman dari para bajingan tukang teror, tukang bikin gaduh suasana, tukang rusak citra agama yang penuh kasih dan cinta.
Para teroris diduga kuat tak punya otak, kalaupun punya otak pasti ditarok di dengkul, atau ditarok di atas WC, atau paling banter disimpan di comberan. Prediksi saya malah di tempurung kepala ybs, sama sekali kosong! Tidak ditemui otak sama sekali.
Kalau punya otak tentu otaknya berpikir. Ngapain juga berjihat di Indonesia yang aman alias lagi tak perang. Benci sama Amerika Serikat dan Israel tapi mengapa negeri sendiri yang dibomi. Informasi yang beredar karena mereka menganggap negara ini negara thogut karena tidak didasarkan pada hukum-hukum Tuhan.
Apresiasi patut diberikan pada Densus 88 yang berupaya keras menangkap hidup-hidup para terduga teroris. Walau bagaimana pun terduga teroris adalah manusia yang punya hak-hak hukum selayaknya manusia. Mereka berhak diadili dengan baik oleh hukum "thogut".[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H