[caption id="attachment_184100" align="aligncenter" width="300" caption="Onta Qatar/images.fineartamerica.com"][/caption]
Belum pernah mencicipi minum kencing onta. Entah apa rasanya baru bisa diimajinasikan saja. Apakah benar seperti diolok-olokan saudara Edsanto vs Alek Laksana di Kompasiana ini bahwa minum kencing onta Qatar bisa bikin otak jadi tolol. Apakah benar? Ha-ha-ha. Kalau pun benar bisa bikin otak tolol, tak apalah. Bayangkan tersesat di gurun Sahara dan satu-satunya air tersisa tinggal kencing onta, ya, apa boleh buat. Minum kencing onta tak apa. Mendingan dari pada modar kehausan. Uek! Asin. Seandainya kandung kemih onta Qatar sudah habis tandas, minum darah onta. Jika darah onta sudah tandas pula, minum lagi darah kawan seiring. Pertarungan hidup atau mati. Kawan ditikam saat ia tertidur malam hari. Gurun Sahara saksinya. Alternatif lain bikin tindakan heroik seperti memodifikasi cerita sufi. Sisa kencing onta yang tinggal seteguk dan nampak sangat lezat itu diserahkan pada kawan. Biarlah kawan yang selamat dengan meminum sisa kencing onta. Pengorbanan tersebut akan mengakhiri penderitaannya yang berujung surga. Bagaimana jika dua orang di atas adalah Edsanto dan Alek Laksana, siapa yang akan berkorban? Membayangkan Edsanto yang berkorban dan memberikan seteguk sisa kencing onta kepada Alek Laksana. Akhirnya Edsanto tewas dan Alek Laksana selamat. Sisa hidup Alek Laksana dihantui hutang budi pada Edsanto.^_^ N/b: Maaf, hanya cerita ngarang-ngarang saja. Bukan untuk tujuan menyinggung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H