[caption id="attachment_183050" align="aligncenter" width="250" caption="Sun Zi Bingfa (Seni Perang) Sun Tzu dalam bentuk buku dari bambu, Sumber: id.wikipedia.org"][/caption] Politik dan hukum hakikatnya adalah sebuah peperangan. Manakala pertarungan politik internal partai dan kasus hukum potensial menyeret seorang politisi...tidak ada jalan lain kecuali turun berperang. Menariknya adalah, Anas Urbaningrum tetap beraktivitas seperti biasa seolah tak ada masalah. Sekalipun gempuran nampak bertubi-tubi dari tiga arah--M Nazaruddin, KPK dan SBY--Anas tetap nampak santai. Ia bahkan diliput media sedang santai asyik nonton bareng Euro 2012. Jurus apalagi yang dimainkan taktikus politik ulung tanah air ini? Anas sedang memainkan taktik perang Sun Tzu (544-496 SM) yang bertajuk "Perdaya Langit untuk melewati Samudera". Dikutip dari laman id.wikipedia.org, taktik perang ini berarti:
Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempat-tempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktiviti biasa sehari-hari.
Digempur habis-habisan, Anas nampak masih menikmati acara nobar Euro 2012 diliput TV One. Sekalipun jagoannya (Belanda) kalah, Anas tetap nampak semangat. Ia minta dipanggil "Mas" saja ketika si reporter cewek bertanya panggilan apa yang pas.
Sambil melempar senyum khasnya, dengan garis bibir yang agak miring dan memperlihatkan deretan gigi yang tidak rata, Anas santai menjawab pertanyaan si reporter. Sesekali pernyataan Anas ditimpali gelak tawa para penonton di sekelilingnya.
Sebelum acara nobar Euro 2012 yang diliput TV One tersebut, Anas juga mengajak beberapa pengurus DPP Partai Demokrat menonton film "Soegija", Jumat (15/6/2012). Yang kemudian disusul dengan pernyataan blunder Anas. Blunder, karena di satu sisi menyebut partainya solid, tapi pada sisi lain mengatakan ada upaya adu domba dipastikan akan gagal 100%. Siapa yang dinilai mengadu domba (diri Anas dan SBY)? Siapa lagi kalau bukan para kader partai Demokrat sendiri di lingkaran terdalam SBY. Itu artinya, partai Demokrat sedang tidak solid, pecah belah, dan faksionisme.
Bukan sekedar pernyataan "solid" itu saja yang hendak dikomunikasikan Anas. Anas hendak pula mengkomunikasikan kepada khalayak bahwa "semua baik-baik saja". Anas masih bergembira-ria bersama para loyalisnya, antara lain Sutan Bathoegana. Semua serangan politik dan hukum tak ada artinya. Aman-aman saja.
Bolehlah disempilkan di sini pembahasan uniknya Sutan Bathoegana. Benarkan ia loyalis Anas? Sutan memang pemain politik pendatang baru (setidaknya saya baru tahu 8 tahun terakhir ini saja), tapi cukup cerdik. Di satu sisi dia main di kubu SBY, dimana sebagai pendiri partai Demokrat ia sangat aktif dalam acara forum silaturahim pendiri partai Demokrat. Pada sisi lain, Sutan juga dekat sekali dengan Anas, ikut mengundang Anas secara lisan untuk hadir dalam forum silaturahim tersebut, dan sekaligus ikut juga mendampingi Anas bergembira-ria nonton film "Soegija". Apa yang sedang kau mainkan, Sutan?
Celetukan anchor TV One Indiarto Priadi dalam sebuah acara unjuk cakap (talk show) cukup menarik. Dikatakannya, Sutan sedang menunggu tandatangan Anas untuk maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara. Benar tidaknya hanya ditanggapi Sutan Bathoegana dengan cengar-cengir.
Angin tetap berhembus. Semua akan baik-baik saja. Barangkali itu pesanmu, Mas Anas?[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H