Leadership. Adu kening Prabowo dan Jokowi soal ini akan menunjukkan fakta menarik. Jokowi berpengalaman dibidang bisnis dan pemerintahan. Di sini, Jokowi teruji memimpin dengan teknik seorang sipil yang demokratis, memanusiakan, dan santun.
Bandingkan dengan Prabowo. Prabowo berpengalaman memimpin dalam militer dan bisnis tentu dengan gaya leadership ketentara-tentaraan. Sayang, karir militer Prabowo rusak-serusak-rusaknya berakhir dipecat dari ABRI karena keterlibatannya dengan Tim Mawar Kopasus.
Selama berkarir di militer Prabowo juga tidak bagus-bagus amat, masih banyak yang lebih bagus, lebih cemerlang, lebih karena Prabowo seorang menantu Presiden Soeharto. Lebih fatal lagi, Prabowo disebut-sebut pernah terlibat rencana penculikan (gagal) terhadap Panglima ABRI Jenderal LB Moerdani.
Karir bisnis Prabowo juga bisa dibilang misterius. Tiba-tiba ia pulang menjadi orang yang kaya-raya setelah berhubungan dengan penguasa Jordania. Di dalam negeri, karir bisnis Prabowo tidak terlihat merangkak dari bawah, caplok sana-sini (beli) perusahaan, lalu mengembangkannya. Bisnis kertas miliknya akhirnya bermasalah.
Secara umum, rekam jejak masa lalu Jokowi penuh dengan pengalaman dan tanpa masalah yang berarti. Sedangkan rekam jejak masa lalu Prabowo penuh dengan masalah-masalah besar yang amat sangat serius, baik dari sisi dalam negeri maupun luar negeri. Sampai saat ini Prabowo masih dicekal masuk Amerika Serikat.
Keluarga. Sisi ini sangat manusiawi dan menarik dikaji bagi seorang (calon) pejabat publik. Jokowi memiliki keluarga rukun bahagia dengan seorang istri dan tiga orang anak---Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep. Sementara Prabowo berstatus duda cerai dengan mantan istrinya, anak Soeharto, Titiek, dan seorang anak bernama Didit yang tinggal di luar negeri.
Dukungan keluarga yang bahagia dan solid sangat penting bagi seorang pemimpin publik, sekalipun bukan faktor penentu satu-satunya. Bisa kita bayangkan sebuah negara yang dikatakan berbudaya guyub tapi memiliki presiden dengan keluarga berantakan dan jomblo pula.
(Sutomo Paguci)
