Mohon tunggu...
Dr H Sutirna
Dr H Sutirna Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Singaperbangsa Karawang

Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanamkan Sikap Spiritual Dan Sosial Kepada Siswa

23 April 2024   01:57 Diperbarui: 23 April 2024   02:06 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Dokumen: Sutirna

Sedangkan arti guru dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dengan demikian pekerjaan seorang guru bukan hanya mentranspormasikan ilmu saja kepada anak didik, namun lebih dari itu (attitude, karakter, emosional, dst), artinya pekerjaan guru sangat berat dan hasilnya tidak dapat dirasakan secara langsung seperti membalikan dua buah telapak tangan. Semoga dengan tulisan ini yang disajikan dalam Workshop HEPI (Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia) dan Silaturahim dengan Keluarga Besar Yayasan Jannatun Naim Lampung membawa kita semua untuk menjadi Guru yang Profesional untuk mempersiapkan generasi bangsa di masa mendatang. Aamiin

MENANAMKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL KEPADA SISWA

Pertanyaan yang paling mendasar untuk dapat melaksanakan kegiatan atau aktivitas Menanamkan Sikap Spiritual dan Sosial kepada Siswa, mari kita menganalisis secara bersama-sama kompetensi apa saja yang harus kita miliki sebagai tenaga pendidik dan kependidikan dalam memberikan yang terbaik kepada anak didik?

gbr-gr-profesional20240423-01503524-6626b19cde948f779319ccd2.jpg
gbr-gr-profesional20240423-01503524-6626b19cde948f779319ccd2.jpg

Gambar 1. Komponen yang wajib ada untuk Guru Profesional/Dokumen Ficture: Sutirna

Daniel Goleman, EQ sama ampuhnya dengan IQ, dan bahkan lebih.3 Terlebih dengan adanya hasil riset terbaru yang menyatakan bahwa kecerdasan kognitif (IQ) bukanlah ukuran kecerdasan (Intelligence) yang sebenarnya, ternyata emosilah parameter yang paling menentukan dalam kehidupan manusia. Menurut Daniel Goleman (IQ) hanya mengembangkan 20 % terhadap kemungkinan kesuksesan hidup, sementara 80 % lainnya diisi oleh kekuatan-kekuatan lain.4 Ungkapan Goleman ini seolah menjadi jawaban bagi situasi aneh yang sering terjadi di tengah masyarakat, di mana ada orang-orang yang diketahui ber-IQ tinggi ternyata tidak mampu mencapai prestasi yang lebih baik dari sesama yang ber-IQ lebih rendah. (Amrozi, 2019)

Danah Zohar, Lan Marshall berpendapat bahwa Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain dan spiritual quotient (SQ) adalah landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan, spiritual quotient (SQ) merupakan kecerdasan tertinggi seseorang. (MUARIF, 2020)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Pendidikan harus diterapkan secara seimbang dengan memerhatikan dan memberi penekanan yang sama kepada IQ, EQ, dan SQ. apalagi dengan gencarnya Artificial Intelligence (AI), merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat crusial dalam menyiapkan anak bangsa di masa mendatang.

Mari kita kaji secara Bersama, apa yang akan terjadi berdasarkan gambar di bawah ini:

Sumber Dokumen: Sutirna
Sumber Dokumen: Sutirna

Bagaimana jika seorang guru hanya memiliki IQ yang tinggi saja dalam aktivitasnya .................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun