Sering penulis mendengar pembicaraan anak muda saat berbincang dengan sohibnya di gerai kopi kekinian. Gejolak yang sama ini rupanya juga didengar oleh admin tiga komunitas, Komik, Ketapels dan Ladiesiana.
Melalui Instagram diumumkan event perdana mengenai film, yaitu "Bagaimana Menulis Skrip Film dan Membentuk Karakter Pada Sebuah Film". Bertempat di Muskitnas dengan narasumber pegiat film, Yovan Nainggolan. Acara ini dikemas bersama perayaan 9 tahun ulangtahun Ketapels, komunitas Kompasianer yang berdomisili di Tangerang Selatan dan sekitarnya dan tur Muskitnas.
Kenapa dipilih Muskitnas ?
Karena acara ini terbuka untuk umum, meski peserta yang mendaftar dipilih, mengingat kapasitas aula. Maka tidak digunakan O2 Corer di Palmerah yang merupakan basecamp komunitas yang bernaung di bawah Kompasiana.
Yovan pada awal presentasinya membuka rahasia agar bagi pemula yang ingin berkarya menulis Skrip Film menonton tiga film, yakni "12 Angry Man", *City of Good" dan "Old Boy".
Menurut Yovan pekerjaannya memang sama-sama menulis, namun ada bedanya. Untuk menulis Skrip Film  harus menyesuaikan dengan durasi tayang sebuah film atau TV series. Sedangkan menulis novel atau cerita pendek, penulis tidak dibatasi oleh durasi apapun.
Keduanya prinsipnya sama, yakni menulis. Jadi mulailah menulis, jangan ragu-ragu. Bisa langsung ke Skrip Film atau menulis novel / erpen, asal diminati oleh Production House pasti akan difilmkan, bila memiliki pesan moral yang menarik. Contoh: Bumi Manusia, Roro Mendut, Gadis Kretek, awalnya adalah sebuah novel.
Perbedaan yang menyolok adalah novel memiliki struktur bab dan boleh pendek atau panjang, sedangkan Skrip Film memiliki struktur naratif singkat, adegan, dan shot.
Secara bahasa, novel lebih deskriptif, naratif dan dialog. Sedangkan Skrip Film cenderung singkat, konkret dan visual
Dalam segi karakter, novel lebih mendalam, mengungkap latar belakang dan ada unsur psikologinya. Sementara Skrip Film singkat dan fokus pada dialog dan aksi.