Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Wayang Potehi Jelang Imlek

17 Januari 2025   05:00 Diperbarui: 17 Januari 2025   09:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto peserta (sumber gambar: Shinta)


Imlek sebentar lagi, pajangan merah di pecinan sudah banyak bermunculan. Cobalah tengok di Petak Sembilan, pecinannya Jakarta, pecinan Bogor dan Tangerang. Sudah banyak dijajakan manisan, kue keranjang, kue lapis legit, dan aneka makanan khas Imlek.

Dengan tujuan memberikan surprised bagi premier member Wisata Kreatif Jakarta (WKJ), maka pada Rabu 15 Januari 2025 diadakan tur gratis untuk menyaksikan wayang potehi.

Wayang potehi meski sudah langka tetapi masih bisa tampil di Jakarta, tepatnya di klenteng Sin Tek Bio, di kawasan Pasar Baru Jakarta.

Foto peserta (sumber gambar: Shinta)
Foto peserta (sumber gambar: Shinta)

Dan khusus yang di klenteng ini pertunjukan wayang potehi juga untuk arwah leluhur, yang berlangsung sehari penuh, dari pagi hingga klenteng tutup. 

Wayang potehi adalah seni pertunjukan tradisional Tionghoa -  Indonesia sebagai hiburan rakyat, berupa permainan kantong kain dengan warna cerah yang memerankan tokoh tertentu dan dimainkan secara lincah dengan tangan. Dikenal pula dengan nama "Chinese puppet show". Pada mulanya diperkenalkan oleh pedagang Tionghoa pada abad 17 berkembang di kota-kota pesisir Jawa, seperti Semarang, Surabaya dan Jakarta.

Panngung (sumber gambar: Fransis(
Panngung (sumber gambar: Fransis(


Cerita yang sering dimainkan adalah legenda Tiongkok Dong Yong dan Bai Niangzi, cerita klasik Tiongkok "Perjalanan ke Barat" dan "Sam Kok / Tiga Kerajaan". Kadang-kadang ada dalang yang menyisipkan cerita rakyat Indonesia, seperti "Damarwulan".

Wayang potehi dipentaskan pada sebuah panggung kecil, biasanya di depan klenteng. Namun sekarang sudah ada yang menggunakan bus keliling.

Dipentaskan pada hari-hari besar Tionghoa, seperti Imlek dan Cap Go Meh. Juga pada festival budaya dan pertunjukan seni tradisional.

Pertunjukan wayang potehi diiringi musik instrumen tradisional Tionghoa, seperti gong, drum, dan suling dengan irama lagu-lagu rakyat Tionghoa. Sebagai akulturasi budaya sering kali diiringi gamelan dengan lagu-lagu rakyat Indonesia (khususnya Jawa). Bahkan dalangnya berasal dari warga Muslim.

Yang disayangkan jumlah dalang wayang potehi sekarang tinggal sedikit. Yang pentas di Sin Tek Bio adalah pak Subur dari Surabaya.

Agar wayang potehi tidak punah, Pemerintah dan masyarakat harus mendukung pelatihan dalang pada generasi muda.

Sudah pernahkah Anda menyaksikan wayang potehi ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun