Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebaya Resmi Menjadi Warisan Budaya UNESCO

12 Januari 2025   05:00 Diperbarui: 14 Januari 2025   16:38 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebaya (sumber gambar: roemahkebaya co.id)


Pada Desember 2024 setelah melalui perjuangan panjang, kebaya diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO meski bersama-sama dengan empat negara tetangga Malaysia, Singapura Thailand, dan Brunei.

Hal ini diceritakan oleh Christiana Dessynta Siswijana, ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Eropa pada webinar Koteka Talk 210 yang dipandu oleh mbak Gana, ketua Koteka, komunitas traveler Kompasiana.

Christiana (sumber gambar : Koteka)
Christiana (sumber gambar : Koteka)


Alumni Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga ini memang sudah dikenal aktif sejak mahasiswa. Christiana lahir di Semarang, menyelesaikan S2 Communication Management di Sydney, jalur pindah ke Swiss pada tahun 2000.

Pada April 2021 memperoleh Anugerah Kebaya Award karena aktivitasnya memperkenalkan kebaya.

Menurut kisahnya pengakuan oleh UNESCO ini berawal pada September 2024 yang tertarik pada kebaya sebagai salah satu wastra pada sebuah pameran.

Pada pameran itu juga diperkenalkan kain songket serta tarian Indonesia dengan penari mengenakan kebaya.

Menurut Christiana selain memperkenalkan kebaya, perempuan Indonesia harus menunjukkan jati dirinya dengan aksi. Salah satunya selalu memakai kebaya saat bepergian, karena praktis dan bisa dipadu padankan dengan celana jeans dan lainnya.

Christiana yang mengenakan kebaya janggan (seperti yang dikenakan Dian Sastro pada film "Gadis Kretek") dengan bangga menyatakan bahwa PBI sekarang sudah ada di 19 negara di Eropa.

Tidak hanya saat bepergian, saat berolahraga seperti Zumba atau yoga juga bisa berkebaya. Juga sat mengajar cooking class dan art crafts.

Sajah satu program ke depannya, Januarii / Februari 2025 akan memperkenalkan kebaya di kota mode djnia, Paris. Kami akan membuktikan bahwa kebaya sangat praktis dan tidak ribet.

Yang diakui oleh UNESCO bersama empat negara lainnya adalah kebaya encim atau kebaya kerancang dan kebaya laboh yang pakemnya berlengan.

Untuk menjadikan kebaya sebagai nominasi tunggal syaratnya harus ada patennya. Di Indonesia banyak variasi kebaya, seperti kutu buku, dan Kartini, harus segera dipatenkan sebelum dianggap milik negara lain.

Dalam perkembangannya kebaya sudah makin mudah didapatkan. Banyak UMKM di Jawa Tengah dan Bali sudah memasok ke toko-toko bahkan departement store. Meski diakuinya perkembangan belum seluas batik, masih spesifik.

Cara mengembangkan kebaya, salah satunya adalah memperkenalkan atau mrrangkul generasi millennial dan gen Z.

Pakem kebaya adalah dengan kancing di depan, tidak seperti kebaya modern.

Masa berlaku pengakuan ini selamanya, maka kita wajib memperkenalkan kebaya terus menerus, sebagai kebanggaan kita.

Wahai perempuan Indonesia sudahkah Anda berkebaya ?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun