Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Program Makanan Bergizi Gratis Meningkatkan Kualitas Hidup Rakyat

9 Januari 2025   05:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:28 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sudah hampir 80 tahun merdeka, namun rakyat Indonesia belum berhasil mencapai taraf sejahtera. Indikasinya, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui 19,4% penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Uniknya justru terjadi kesenjangan yang sangat dalam antara si kaya dan si miskin. Hal  ini menyebabkan gizi buruk dan stunting. Guna meningkatkan taraf kesehatan rakyat miskin, Maka digulirkan program makanan bergizi gratis.

Pelaksanaan program yang mengambil porsi cukup besar dari APBN negara ini dimulai dengan pemilihan lokasi, daerah kantong-kantong kemiskinan tertinggi dan  yang susah mendapatkan makanan bergizi. Kemudian baru ditentukan keluarga miskin yang menjadi prioritas adalah anak-anak dan ibu hamil.

Jenis makanan hendaknya memenuhi gizi, paling tidak harus terdiri dari nasi, sayur, buah-buahan, protein hewani dan susu. Pelaksanaannya dikelola bersama antara Pemerintah dan organisasi masyarakat dengan bantuan perusahaan swasta dan donatur.

Perusahaan swasta dan khususnya konglomerasi harus dilibatkan, agar mereka juga membantu dalam program ini. Janganlah mereka diam saja melihat dan mendengar jeritan rakyat miskin.

Program Makanan Bergizi Gratis ini memiliki manfaat karena dapat meningkatkan kualitas hidup, mengurangi kemiskinan, meningkatkan penyerapan pendidikan dengan lebih baik, mengurangi stunting pada masyarakat miskin.

Yang menjadi tantangan bagi keberhasilan program ini adalah keterbatasan dana. Pemerintah, wajib didukung oleh konglomerasi, perusahaan swasta dan donatur.

Juga keterbatasan sumber daya manusia pada pelaksanaannya, maka dibutuhkan banyak volunteer. Keterbatasan infrastruktur seperti logistik juga perlu menggunakan manajemen yang baik.

Dan yang terpenting, anggaran harus transparan, agar diketahui dengan jelas oleh masyarakat. Bila anggaran nilainya X, harus benar-benar diterima oleh masyarakat miskin senilai X juga. Jangan malahan sudah disunat, sehingga hanya menjadi Y, karena terjadi kebocoran di sana-sini.

Saat "kick off" mungkin masih lancar dan baik, karena semua mata tertuju pada program ini. Justru sesudah "kick off" diperlukan pengawasan melekat, agar jatah masyarakat miskin jangan diganggu oleh tikus-tikus pengerat yang mementingkan dirinya sendiri.

Mereka yang tertangkap melakukan kecurangan, wajib dihukum berat, agar yang lain tidak berani melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun