Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum Huang Fei Hong (Wong Fei Hung)

25 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   15:34 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua bait di pintu masuk (dokpri)


Dulu mulai mengenal nama Huang Fei Hong saat menonton film kungfu di bioskop. Di dalam film produksi 1991 ini diperankan oleh Jet Lee.  Bila ingin mengetahui kisah Huang Fei  Hong sebenarnya ada di museum Huang Fei Hong yang terdapat di dekat kuil Foshan, di jalan Huang Fei Hong. Berbeda sekali, karena dalam film yang ditonjolkan. keahlian kungfunya, supaya filmnya lebih menarik.  Padahal sesungguhnya Huang Fei Hong lebih terkenal sebagai sinshe selama hidupnya.

Sebelum memasuki museum, kami menyempatkan menikmati kuliner ringan di warung-waring yang konon sejak dulu terkenal lezatnya.

Disebut warung, karena hanya duduk di kursi berhimpitan dengan pembeli lainnya. Kami menikmati bakso sapi handmade,  nasi ketan sosis dan sup jeroan sapi.

Makanan ringan (dokpri)
Makanan ringan (dokpri)


Setelah selesai menikmati kuliner khas Foshan, kami menyaksikan pertunjukan barongsai dengan gerakan yang sulit.

Huang Fei Hong adalah master barongsai dari sasana Hongquan dari dinasti Qing.

Huang Fei Hong melakukan reformasi gerakan kungfu, menghilangkan gerakan lamban yang merupakan kelemahan teknik tinju China Selatan. Dia mengintegrasikan jurus-jurus dari berbagai aliran kungfu dan menciptakan Tinju Ganda Harimau dan Bangau. Terkenal dengan sebutan aliran Wing Chun.

Gerakan kungfu ini juga mempengaruhi gerakan barongsai aliran Selatan.  Dengan koreagrafi baru yang menyelipkan gerakan-gerakan kungfu yang memadukan dengan tarian, dan akrobatik, terbentuklah aliran barongsai baru.

Termasuk permainan barongsai di atas tiang yang kini menjadi sangat terkenal.

Barongsai di atas tiang (dokpri)
Barongsai di atas tiang (dokpri)


Namun sejatinya, Huang Fei Hong adalah seorang ahli bedah medis Tionghoa dengan mengobati masyarakat dan mendidik banyak murid, melalui klinik media Baozhilin.

Pada Agustus 1924, klinik Baozhilin pernah terbakar, akibat kerusuhan yang dipelopori para pebisnis, meski akhirnya dapat diredam oleh Pemerintah.

Huang Fei Hong belajar teknik pengobatan dari ayahnya, bahkan ia menyempurnakan pengobatan memar dan memperbaiki teknik medis dari ayahnya.

Salah satu obat yang terkenal adalah arak gosok Baozhilin untuk mengobati keseleo dan bengkak.

Huang Fei Hong terkenal tidak pelit berbagi ilmu, ia membeberkan cara merendam arak sulingan dan resep teh herbal, agar bermanfaat bagi masyarakat golongan bawah.

Huang Fei Hong juga terkenal sebagai sinshe yang menyelamatkan nyawa orang. Selama hidupnya, Huang Fei Hong lebih terkenal di bidang pengobatan daripada bela dirinya. Bahkan ia disinyalir belum pernah berkelahi.

Namun dalam film, tokoh Huang Fei Hong lebih dikaitkan dengan kungfu dan barongsai, yang menyebar ke Asia Tenggara, Eropa dan Amerika.

Setelah selesai menyaksikan barongsai, barulah kami memasuki museum Huang Fei Hong.

Gerbang museum (dokpri)
Gerbang museum (dokpri)


Pada museum tertera kalimat "Seekor Angsa Terbang di Dunia, Huang Fei Hong adalah master Hongquan dan sinshe yang menyembuhkan banyak orang".

Saat Tiongkok berperang melawan Jepang, Huang Fei Hong berjuang bersama Jenderal Liu Yongfu.

Huang Fei Hong hidup pada perioda tahun 1856-1925 menghabiskan masa mudanya di Foshan, dia merasa sebagai rakyat jelata.

Huang Fei Hong meninggal dunia akibat depresi berat, setelah kebakaran kliniknya dan terbunuhnya putra kesayangannya.

Melalui museum ini, kami dapat mengikuti riwayat Huang Fei Hong serta menyaksikan koleksi barang-barang yang terkait dengannya.

Kuil Foshan dibangun pada dinasti Song, dan difenovasi oleh dinasti Ming.

Li Daiwan, seorang Menteri yang asli penduduk Foshan menuliskan sebuah bait yang melukiskan topografi Foshan, "Tiga patung muncul dalam bentuk burung Phoenix."

Dan bait kedua  "Kekuatan naga menciptakan sebuah gua di langit".

Dua bait ini terdapat di pintu masuk kuil.

Dua bait di pintu masuk (dokpri)
Dua bait di pintu masuk (dokpri)

Dan menurut legenda di Foshan, pernah hidup seorang biksu, yang mengajarkan teologi Buddha, dan penduduk menemukan tiga patung Buddha perunggu kecil ditempat sekarang berdiri kuil guna memuja sang Buddha.

Itulah sebabnya kota Jihua kini bernama Foshan yang artinya Gunung Buddha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun