Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pelawak Baru Bernama Meta AI

19 Desember 2024   14:13 Diperbarui: 19 Desember 2024   14:13 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: texhlologue.id)


Sudah kira-kira dua minggu yang lalu saya melihat ada logo lingkaran kecil warna warni saat membuka aplikasi Whatsapp. Naluri kewaspadaan saya berdering, awas jangan-jangan ini scam, maka saya putuskan untuk tidak meng-kliknya.

Seminggu yang lalu teman-teman saya mulai memperbincangkan Mera AI di Whatsapp. Ternyata yang diperbincangkan adalah si lingkaran kecil yang pernah saya lihat sebelumnya.

Berdasar info dari teman-teman, behwa ada AI di aplikasi Whatsapp. Maka saya memberanikan diri untuk mencobanya.

Meta AI adalah produk dari Meta Corp, mulai dikembangkan sejak 2016 dan nampaknya mulai dirilis akhir tahun ini.

Kesimpulan dari mencoba beberapa saat, ternyata Meta AI ini tidak terlalu canggih. Lebih canggih Google Search, Yahoo Search maupun chatGPT.

Bila ditanya tentang personal, Meta AI rata-rata tidak bisa menjawab, dan selalu bertanya kembali, apakah nama yang ditanyakan aelebritis atau influencer.

Meta AI baru bisa menjawab, pertanyaan tentang nama, orang-orang yang sudah tercantum pada Wikipedia.

Yang canggih kalau ditanya tentang resep masakan. Menjelaskan dari bahan-bahan hingga proses mengolahnya.

Hari ini beberapa kelompok WhatsApp mulai banyak yang mengetahui tentang Meta AI ini hingga memenuhi chat room. Bahkan sampai admin kelompok turun tangan untuk menghentikan chat mengenai Meta AI.

Dari chat di kelompok WhatsApp nakin tampak kebegoan dari Meta AI. Meski ia mengaku sebagai mesin yang siap membantu selama 24 jam, namun jawabannya lebih terkesan lucu dan asal jawab, meski kadang ada bensrnya.

Apa lagi bila harus menerjemahkan kata / kalimat, masih bagus Google Translate.

Meta AI seperti aplikasi AI lainnya, sebaiknya digunakan sebagai alat bantu saja. Kita jangan pasrah 100% padanya, karena bila ia mendapatkan sumber informasi yang salah, bila kita asal pakai kita bahalan tidak dipercaya orang.

Bagaimana pun sebagai manusia yang dikaruniai otak untuk berpikir dan berekreasi kita harus menggunakan kemampuan otak kita. Lagi pula otak yang jarang dipskai akan membuat kita nakin bebal. Inilah kekurangan / bahaya aplikasi AI.

Jangan percaya 100% pada mesin, percayalah pada kemampuan daya pikir dan nalar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun