Destinasi ini kaya dengan sejarah kebudayaan manusia, khususnya era perunggu (3000-1200 SM), yaitu era mulai digunakannya metal, perdagangan, struktur pemeribtahan, urbanisasi dan tulisan dalam sejarah kehidupan manusia.
Bagi yang ingin berkunjung ke St. Moritz disarankan membawa pakaian tebal, topi penghangat kepala, kaus kaki dan kaus tangan, karena suhu udara sekitar 14 derajat Celcius atau lebih rendah, bahkan dapat mencapai minus 2 derajat Celcius pada musim dingin.
Bagi penggemar museum, terdapat museum indah yang dipersembahkan untuk pelukis Giovanni Segantini.
Bahasa yang digunakan di St. Moritz adalah Jerman dan Italia.
Nama St. Moritz digunakan untuk mengenang Santo Maurice, seorang Orthodoks Koptik dan santo Katolik Roma.
Bagi mbak Gana beaya perjalanan relatif murah karena dekat, sedangkan kita yang berada di Indonesia, tiket Jakarta-Zurich saja cukup mahal, belum beaya lainnya.
Tertarik berkunjung ke sini ? Menabung dulu ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H