Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yuk ke Nias, Pulau Kecil dengan Ikon Mendunia

8 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   07:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fahombo (sumber gambar: bobo.id)

Bila Anda jeli, pada uang kertas nominal 1000 Rupiah Republik Indonesia, dibagian belakang terdapat gambar fahombo atau tradisi lompat batu di Nias. Tradisi ini menjadi ikon yang mendunia.

Sehingga sering mahasiswa asal Nias ditanya teman-temanya, apakah bisa melakukan lompat batu.

Ternyata tidak semua pemuda Nias bisa melakukan tradisi ini. Tradisi ini hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang sudah berlatih sejak kecil. Tradisi ini membuat pemuda Nias terlatih dapat melompsti tumpikan batu setinggi 2,5 meter. Lazimnya diselenggarakan di dekat rumah adat.

Deretan rumah adat yang disebut omo hada terdapat di desa Bawomataluo, dengan satu rumah adat besar yang disebut omo zebua. Dulu menjadi kediaman raja Nias.

Di dekatnya terdapat desa adat Orahili Fau yang dipisahkan oleh tangga batu. Disini juga sering dipentaskan fahombo.

Pada webinar Koteka Talk 205, yang diadakan oleh komunitas traveler Kompasiana sempat menghadirkan Febri Iwan Harefa, Kompasianer asal Nias.

Iwan (dok: Koteka)
Iwan (dok: Koteka)

Iwan panggilan akrabnya memulai presentasinya dengan menyebutkan adanya hubungan yang erat antara Jerman dan Nias, karena orang Jerman yang membawa agama Kristen ke Nias  sebelumnya penduduk asli Nias memiliki kepercayaan megalitikum.

Di Nias, orang Jerman pula yang mendirikan Museum Pusaka Nias, museum ini yang mengumpulkan artefak yang tersebar di seluruh pulau.

Selain memiliki hubungan erat dengan bangsa Jerman, juga memiliki hubungan erat dengan orang Aceh. Karena sebagai utusan dari Aceh, Panglima Polem pernah dijodohkan dengan putri Nias

Cagar budaya di Nias adalah rumah kayu yang dibangun saling berkait, tanpa paku, sehingga sangat kokoh dan anti gempa. Rumah ini terdapat di Nias Selatan, dan kabarnya pembangun akan dipenggal kepalanya setelah bangunan selesai, agar tidak ditiru orang lain. Rumah ini tidak memiliki jendela dan disebut omo zebua.

Juga dulu sempat muncul Republic of Nias yang memiliki mata uang sendiri.

Pulau Nias pernah mengalami tsunami dan beberapa kali gempa, justru memunculkan Taman Ya'ahowu, sebuah taman yang hitz sejak gempa 2005 di Gunungsitoli yang menjadi tempat keramaian warga dengan scara-acara dan kuliner.

Ya'ahowu adalah salam khas Nias yang terkenal seperti halnya salam 'Horas: dari suku Batak.

Setelah pemekaran, pulau ini memiliki lima Kabupaten / Kota, yaitu Kabupaten Nias, kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara,, Kabupaten Nias Barat. dan Kota Gunungsitoli. Dan tergabung dalam provinsi Sumatera Utara

Bagaimana menuju Nias ,? Bisa menggunakan pesawat udara dari Medan, atau naik kapal dari Sibolga

Di Nias, kita juga dapat menemukan situs tetegowe, tempat untuk meletakkan kepala yang akan dipenggal, lalu mayatnya dibuang ke jurang.

Di Nias banyak dtemukan peternakan babi, karena pada pesta nikah selalu dihidangkan babi. Namun bagi wisatawan Muslim, tetap mudah mencari makanan halal, karena disana banyak rumah makan Padang.

Nias terkenal dengan pantainya yang indah dan surga bagi para peselancar (surfing). Pantai Sorake dengan ombak yang besar dan tinggi serta pantai Lagundri dengan pasir putihnya.

Ada pantai Turuleto yang banyak memiliki hamparan karang, bahkan ada yang berbentuk otak manusia.
Kawasan lautnya adalah Laut Matinya Indonesia, karena orang akan terapung disana.

Sedangkan pantai Gawu Soyo adalah pantai berpasir merah muda. Menurut legenda setempat, berasal dari darah naga.

Bagi pecinta alam, bisa mencari air terjun Humogo yang sudah dilengkapi fasilitas treking.  Juga terdapat lima gua berdekatan yang disebut Togi Drawa .

Sedangkan bagi pemburu sunrise / sunset, kunjungilah pulau Tello.

Sedangkan bagi peminat wisata religi, terdapat Taman Doa Bunda Maria yang indah dan syahdu.

Tidak lengkap rasanya berkunjung ke suatu daerah, tanpa mencicipi.kuliner setempat. Terdapat kuliner yang berbasis makanan laut dan kelapa, seperti:

Hambae Nititi, daging kepiting yang disajikan bersama santan kelapa

Silio Guro, udang segar yang digiling dihidangkan dengan kelapa parut, lalu dibungkud daun pisang dan dibakar. Wangi dan gurih.

Kofo Kofo, ikan yang digoreng lalu disajikan dengan santan kelapa.

Nibini Ogo inilah pepes ikan ala Nias yang dipanggang.

Masih ada kuliner lain, seperti Gowi Nifufu, ubi yang dilumatkan, lalu diberi kelapa. Sering dikonsumsi warga saat beras mahal.

Babae, kacang merah bercampur daging yang disajikan saat upacara adat.

Niowuru, daging babi yang diasinkan, sehingga tahan lama.

Fakhe Nifalogu, nasi kerak yang unik.

Tamboyo, krtupat yang dibuat dari beras ketan  Dan Biga, makanan ringan dari madu, yang sering dibawa sebagai oleh-oleh.

Bagi wisatawan sudah banyak transportasi di Nias, sewa mobil atau memakai aplikasi daring Maxim. Baik roda empat maupun roda dua.

Untuk sewa mobil sekitar 700 ribu Rupiah, hotel sekitar 350 ribu Rupiah (tergantung kelasnya), makanan juga wajar. Jadi beaya wisata ke Nias tidak terlalu mahal, kecuali harga tiket pesawat Medan - Gunungsitoli.

Kota Gunungsitoli termasuk aman untuk solo traveler, bahkan untuk perempuan. Kecuali di daerah yang cukup terpencil.

Tertarik ke Nias ? Ayo kembangkan pariwisata dalam negeri, jangan ke luar negeri melulu. Saksikan keindahan negeri tercinta, sekalian hemat devisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun