Tahukah Anda bahwa saat ini sedang digelar pameran seni rupa bergengsi di Galeri Nasional (GalNas).?
Pameran berjejuluk Pameran Finalis Kompetisi Basoeki Abdullah Art Award #5 (BA3-5) kali ini bertema "Conversations with No Things".
Kompetisi seni rupa dua tahunan yang diadakan oleh Museum Basoeki Abdullah ini memberikan hadiah yang cukup menggiurkan 500 juta Rupiah untuk 5 pemenang.
Almarhum Basoeki Abdullah adalah maestro pelukis Indonesia. Kompetisi ini bertujuan menemukan perupa belia karena ditentukan peserta dengan rentang usia 17-35 tahun.
Yang membanggakan, peserta kali ini sangat banyak. Sekitar 1.075 proposal diterima oleh Panitia, sehingga membuat pekerjaan berat bagi para juri. Peserta beragam dari seluruh pelosok nusantara. Kalau lazimnya didominasi perupa dari Yogyakarta, Jakarta dan Bandung, kali ini ada dari Bali, Sumatera, bahkan Papua. Dari ribuan proposal akhirnya dikerucutkan menjadi 29 finalis terbaik yang karya-karyanya dipamerkan di Gedung A, GalNas dari tanggal 22 November hingga 8 Desember 2024.
Pameran ini didukung oleh Pemerintah, sehingga pembukaan dilakukan oleh Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon.
Saat memasuki ruang pamer, kita akan disambut dengan deretan kartu beraroma dan sebuah lukisan kontemporer ukuran yang besar.
Karya seni rupa dengan medium dan teknik bervariasi ini menampilkan tema kesehatan mental, teknologi, lingkungan hidup, wayang, bahkan video / audio. Tak ada yang sekadar dekoratif semuanya memiliki tema yang otentik.
Terdapat karya bertema "Kerokan" tradisi dalam masyarakat Jawa, yang menggabungkan video, audio, dan alat musik bonang.
Ada lagi tameng polisi anti huru hara berjajar tiga. Visualisasi pantai yang rusak karena kurangnya kepedulisn terhadap lingkungan.
Ditampilkannya fisik serupa televisi dari  beton yang bila disemprotkan air akan menampilkan kalimat bermakna.
Munculnya deretan tabung darah atau botol infus yang ditata sangat artistik. Masih adanya perupa yang menampilkan wayang sebagai karya unggulannya.
Teknik multi dimensi yang harus dilihat dengan kacamata khusus. Dari tampilan seorang gadis yang berubah menjadi tampilan sang maestro, serta munculnya dua lukisan di kiri kanannya. Meski kalau dilihat dengan mata biasa hanya berupa kanvas kosong.
Dari 29 finalis ini, juri akhirnya memutuskan 5 pemenang yaitu:
* "Alterasi Kisah Sang Pengelana", karya Syaira Gotrunadhsa.
* "Bercermin pada Sekitar, karya Asmoadji.
 "Billboard tak Berwarna dan Utopia Pasca Ingatan", karya Suvi Wahyudiato.
* "First the Gang", karya Agnes Hansella.
* "Kerokan", karya Angela Sunaryo.
Pameran seni rupa kontemporer yang mencerminkan berbagai realitas kehidupan di era digital, kaya inovasi liar sangat memberikan perspektif yang menyegarkan.
Tertarik ? Segera berkunjung ke GalNas, registrasi dapat dilakukan ditempat dengan retribusi beragam, untuk anak-anak, orang dewasa dan orang asing. Khusus lansia boleh masuk tanpa beaya.
Kita tidak rugi merogoh kocek untuk beaya yang harus dibayarkan non tunai, karena selain menyaksikan pameran finalis kompetisi BA3-5 masih mendapatkan bonus pameran Kastel dan Puri Republik Ceko di Gedung D.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H