Tidak semua yang dilakukan bangsa Jepang baik, seperti kekejaman yang pernah dilakukan di Nanking tahun 1937.
Namun ada hal yang patut ditiru dari bangsa Jepang yang baik adalah empati.
Empati adalah sikap kita yang memposisikan diri sebagai orang lain. (baik saat berbicara maupun bertindak).
Bila sedang berbicara dengan anak kita, berperanlah sebagai anak nakal.
Sebaiknya, bila berbicara dengan orangtua, berperanlah sebagai orangtua yang sering sulit menangkap makna pembicaraan.
Bila berbicara dengan pelanggan, coba memahami kebutuhan dia.
Sebaiknya bila berbicara dengan staf atau anak buah atau downline kita, bersikaplah apa yang kita ingin ketahui.
Bahkan bila berbicara dengan teman atau pesaing kita, tempatkan kita pada posisi dia. Dengarkan dulu, jangan langsung menanggapi dengan keras.
Contoh yang mudah dilihat, terjadi di Jepang, orang jarang yang kehilangan dompet maupun gawai di dalam bus, kereta api, stasiun, maupun bioskop, dan selalu mudah diketemukan pada bagian "Lost & Found"
Karena orang Jepang selalu berpikir, bila uang di dalam dompet ini saya ambil, pemilik dompet ini akan tidak mempunyai uang. Pemilik dompet ini akan kebingungan, panik, dan harus berhutang, bila ingin pulang ke rumah, makan, membeli pulsa listrik / telepon, dan lain-lain. Mungkin pemilik dompet ini akan dimarahi orangtuanya atau istrinya, akibat tindakan yang saya lakukan.