Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menguak Fakta Menurunnya Angka Perkawinan

7 November 2024   05:00 Diperbarui: 7 November 2024   07:14 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrssi ( sumber gambar : nediaindonesia.com)


Selesai kuliah, cari kerja dan kawin. Itulah cita-cita generasi Baby Boomers. Tidak banyak pertimbangan apapun, bahkan dijodohkan oleh orangtua ya menurut saja. Meski belum tumbuh cinta, lama kelamaan toh akan bersemi juga. Apalagi bila sudah dikaruniai momongan, yang bisa lebih cepat menumbuhkan benih cinta.

Kenapa generasi sekarang yang disebut generasi Z, makin jarang menikah, kalaupun menikah, pasti pada umur diatas ambang yang pada era dulu sudah termasuk berat jodoh. Yang pria dijuluki bujang lapuk, yang wanita disebut perawan tua.

Mari kita mengamati muda mudi di sekitar kita, prianya tampan, wanitanya juga cantik, namun mereka lebih senang hidup sendiri. Bahkan pelampiasan kesepian sering diatasi dengan memelihara anabul seperti anjing atau kucing.

Kira-kira apa penyebab, mereka enggan cepat menikah atau menikah pada usia muda ? Ada beberapa indikasi, seperti berikut ini :

* Generasi sekarang lebih fokus pada diri sendiri

Mereka lebih nyaman berkarier dan memacu potensi yang dimiliki. Lalu menikmati sendiri, seperti belanja, berwisata, dan merawat diri sendiri.

* Wanita lebih mandiri

Beda dengan era dulu, sering dikatakan wanita kaum lemah yang butuh perlindungan pria. Sekarang kita melihat wanita lebih santai, bila pulang malam sendiri. Tidak merasa takut diganggu pria iseng. Bahkan banyak diantara mereka yang ahli bela diri. Itulah sebabnya wanita makin tidak merasa perlu tergantung pada pria.

* Wanita sekarang dengan bebas dapat mengembangkan diri

 Baik di pekerjaan formal maupun di organisasi. Banyak yang mampu menduduki jabatan di atas pria, seperti manager, bahkan direktur di tempat kerja, maupun ketua pada organisasi.

* Pria makin sulit mencari kerja

Kebebasan dan kemandirian wanita menyebabkan persaingan dalam mendapatkan lowongan kerja menjadi lebih kompetitif. Karena bakal tidak menjadi kepala keluarga, acap kali wanita bersedia diberi upah relatif lebih rendah. Padahal salah satu kriteria calon suami ideal adalah pria mapan.

* Mereka mencari jodoh dengan lebih leluasa.

Selain dari pergaulan di dunia nyata, dunia maya juga membantu dengan biro jodoh daring. Mereka dengan mudah mencari type jodoh sesuai selera. Jadi mereka lebih pilih-pilih (rewel).

* Munculnya istilah generasi sandwich

Generasi ini bila berkeluarga nanti harus menghidupi orangtua, diri sendiri, dan anak-anak mereka. Hal ini menjadi beban tersendiri.

* Banyaknya kasus KDRT dan perceraian

Berita miring mengenai perkawinan menjadi penyebab mereka berpikir, lebih senang hidup sendiri, daripada hidup berkeluarga yang penuh konflik.

Inilah beberapa penyebab turunnya angka perkawinan. Sebaiknya para orangtua maupun tokoh agama lebih banyak menasehati agar kasus ini tidak berkepanjangan.

Karena seperti di Jepang, dampaknya sungguh mengerikan. Jepang yang pernah menjadi negara dengan ekonomi maju, kini terpuruk karena menyusutnya populasi penduduk.yang layak bekerja pada usia produktif.Banyak generasi muda yang keasyikan bekerja dan enggan pulang ke rumah, karena merasa kesepian Jadi mereka cenderung hidup sendiri..

Bila Anda termasuk generasi muda, bagaimana pandangan Anda terhadap perkawinan ? Semoga Anda tidak termasuk kelompok yang menyetujui hidup melajang atau anti berkeluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun