Gemuruh Kompasianival 2024 telah berakhir, venue Kompasianival 2024 di Chillax sudah sunyi kembali. Tinggal panitia dan volunteer yang sedang tidur setelah kelelahan dan ketegangan berkepanjangan.
Kompasianival 2024 dinilai cukup sukses dari segi peserta yang hadir. Didominasi para gen Z, sehingga yang baby boomers kelihatan seperti sedang mencari cucunya.
Hanya ada keluhan dari sebagian peserta, khususnya yang dari luar kota, mereka terkena gegar budaya. Venue di Chillax, harga makanan dan minuman harus merogoh kocek terlalu dalam dan tidak menerima uang tunai. Mungkin tahun-tahun berikutnya perlu dipertimbangkan mencari venue yang lebih sesuai dengan kondisi Kompasianers.
Dari segi acara cukup berbobot, hanya sound system bergema, khususnya bagi yang berada di sebelah kiri kanan panggung. Sehingga suara pembicara kurang dapat terdengar dengan baik, termasuk saat pembacaan nama-nama pemenang awards. Atau Kompasianers harus rela berdiri di bagian tengah untuk dapat menyimak ilmu dari narasumber.
Lagi-lagi hujan membasahi calon peserta yang sedang menuju venue, seperti tahun lalu. Bahkan bagian registrasi harus mengungsi ke dalam.
Overall penyelenggaraan Kompasianival 2024 boleh dikatakan sukses. Kompasianers bergembira ria (seperti bunyi karangan bunga pak Tjip & bu Rose dari Sydney) yang terpampang megah di depan meja registrasi.
Jalannya acara
Acara dibuka pagi hari Sabtu 2 November 2024 mulai jam 10.00 dengan coaching clinic. Seperti dokter dengan pasiennya atau penyidik dengan terdakwa atau saksi, one on one selama 10 menit tiap peminat tapi dilakukan di area terbuka yang hingar-bingar.
Acara coaching clinic ini cukup berhasil, terbukti banyaknya minat peserta yang mengikutinya, hingga berakhirnya sesi selalu penuh.
Tampil sebagai coach, Dewi Puspasari, Efa Butar-butar, Erry Yulia Siahaan, Nindy Prisma, Siska Fajarrany, Aristianty Pardede, Agung Han, dan Rudi Apriadi.
Diawali dengan pembacaan puisi oleh pemenang pada acara Kongsi, beberapa talkshow mulai dari wartawan istana, lomba mascot KAI, bincang-bincang tentang KAI, hingga pembacaan cerpen oleh 5 pemenang kompetisi.
Acara makin meriah dengan tampilnya penulis "Gadis Kretek", Ratih Kumala yang sangat ramah menyapa Kompasianers hingga di luar panggung. Juga Wregas Bhanuteja sanggup menghipnotis peserta. Rupanya dunia novel dan film bisa menjadi magnet bagi peserta.
Meski Menteri Keuangan yang dijadikan daya tarik acara ternyata batal hadir. Saya sebutkan daya tarik karena banyak yang bertanya kepada saya, bu Sri Mulyani tampil jam berapa.
Pertunjukan musik juga masih diminati, peserta cukup senang dengan tampilnya penyanyi dengan plesetan lagu-lagu hits.
Selama acara berlangsung, sebagian peserta sibuk menyelesaikan Challenge Competition memperebutkan merchandise jaket Kompasiana.
Puncak acara seperti biasa adalah pengumuman Kompasiana Awards dan Kompasiana of The Year 2024. Akbar Pitopang, berhasil menyabet penghargaan sebagai Kompsianer of The Year 2024. Selamat!
The Best Community
Koteka berhasil meraih awards, kategori Best Community 2024. Ini merupakan kali kedua setelah 2021.
Koteka, komunitas traveler Kompasiana yang saat ini digawangi, tiga Srikandi, Gaganawati Stegmann (Jerman), Siti Aisyah (Jerman), dan Palupi Mustajab (Tangerang), yang kalau rapat koordinasi harus menggunakan zoom, karena domisili yang berjauhan.
Untung setelah pandemi dikenal rapat secara daring dengan Zoom atau Google Meeting, dulu sebelum covid, pengurus/admin Koteka sulit mengadakan koordinasi.
Koteka mengadakan banyak kegiatan, yang perlu diteladani banyak komunitas baru yang ada di Kompasiana. Kegiatannya luring dan daring.Â
Luring mengadakan Koteka Trip, seperti Jalan-jalan Cikini Gondangdia, Napkins Tilas Kemerdekaan RI, Blusukan di Proyek MRT Phase 2, dan Naik Kapal Kesehatan TNI AL (bekerja sama dengan Ira Latief dari WKJ), Naik Bus Jawara Keliling Tangerang, Mengunjungi Kraton Jogja, Mengunjungi Broadway Alam Sutera, dan Belajar Membatik di Ciracas.
Yang daring lebih luar biasa, hari ini Koteka Talk sudah mencapai episode ke 200. Dimulai dari saat pandemi hingga hari ini. Narasumbernya bukan kaleng-kaleng beberapa Duta Besar, Menteri, seniman, pegiat lingkungan, dan lain-lain yang intinya memajukan pariwisata Indonesia.
Saya mewakili Koteka menerima awards, karena admin Koteka berhalangan hadir. Tulisan ini juga meng-clear-kan issue di group WA komunitas, bahwa Sutiono naik panggung karena memenangkan satu katagori. Yang benar hanya mewakili Koteka.
Koteka dan Komik adalah dua komunitas yang telah berhasil meraih predikat Best Community. Komik tiga kali, Koteka dua kali.
Mampukah di tahun 2025 Koteka meraih hattrick? Kita nantikan kiprahnya.
Kedua komunitas teraktif ini keluhannya juga sama, keterbatasan dana. Mengandalkan dana dari dua kali Kompasiana Quartely Awards itu terlalu kecil. Sebaiknya manajemen Kompasiana memperbaiki kebijakannya, demi kemajuan komunitas.
Selamat untuk semua yang telah berhasil meraih penghargaan. Semoga terus berkiprah, dan tidak berhenti setelah memperoleh awards.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H