Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zoning Out Tanda Kelemahan Mental

1 November 2024   05:00 Diperbarui: 1 November 2024   08:10 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: healthline.com)


Gejala zoning out adalah kondisi hilangnya konsentrasi. Tidak hanya pada saat membaca saja, namun juga bisa terjadi saat sedang rapat atau sedang menyimak pelajaran di skolah / kuliah, saat sedang asyik mengetik, atau saat sedang berada dalam pembicaraan panjang. Yang paling berbahaya, terjadi pada karyawan di lapangan, misal bekerja di ketinggian atau bekerja  dengan alat berat atau  peralatan yang berbahaya (mesin las, mesin bubut).

Prinsipnya, kita hadir secara fisik, namun pada periode tententu pikiran kita berada di tempat lain. Kadang diistilahkan melamun. Akibatnya kita merasa tidak tahu apa yang sedang kita baca, keputusan rapat atau alasan seseorang tidak menyetujui atau sangat mendukung sustu program, materi pelajaran yang disampaikan guru atau dosen.

Kondisi seperti ini terkesan menyebalkan, meski yang salah ya diri kita sendiri.

Adakah cara untuk menghindari kejadian menyebalkan ini ? Menurut penjelasan pakar psikologi, kejadian ini hanya dapat dikurangi dengan melatih kesadaran diri, teknik yang bissa dipakai adalah meditasi.

Dengan meditasi kita akan membiasakan diri untuk berkonsentrasi penuh, dan tidak membiarkan pikiran melayang kosong ke tempat lain.

Belajar selalu fokus pada tindakan yang kita lakukan dengan benar, seperti membaca, menyimak jalannya rapat, atau menyimak jalannya pelajaran.

Selain meditasi, usahakan memiliki jadual yang seimbang. Meski bobot pekerjaan sedang tinggi kita harus membiasakan untuk beristirahat yang cukup, agar tidak mengalami kelelahan mental.

Selain sifat istirahat yang cukup, misal tidur 7-8 jam, dapat dilakukan dengan tidur yang sesungguhnya 5 jam, lalu ditambah memejamkan mata saat jedah atau rehat kerja (antara jam 10-10 15 dan 15-15.15). Atau kalau kita berkendara dengan sopir, bisa memejamkan mata saat duduk di dalam mobil.

Srlain kualittas istirahat, lakukan istirahat secara teratur.

Semoga teknik ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan gejala zoning out

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun