Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Terbentuknya Generasi Strawberry

1 November 2024   10:00 Diperbarui: 1 November 2024   10:11 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( sumber gambar: sasanti.or.id)

Generasi muda yang lahir sekarang sering digolongkan sebagai generasi Z bahkan generasi Alpha. Bahkan ada yang menamainya generasi Strawberry.  Istilah ini lahir di Taiwan.

Mengenai digunakannya nama strawberry, karena secara fisik buah strawberry itu indah, menarik, bila dipandang dari kejauhan. Tapi coba kita pegang, akan tampak rapuh dan mudah rusak bila memegangnya tidak secara hati-hati.

Karena kenyataannya generasi sekarang memang sangat rapuh. Bila ditegur mudah tersinggung, bahkan ngambek. Daya tahan mentalnya sangat buruk. Tertimpa sedikit masalah, bisa stress hingga depresi. Intinya mudah tertekan oleh masalah-masalah sosial.

Mungkin bagi kita yang bekerja di bagian HR sudah banyak memiliki pengalaman tentang hal ini. Dulu karyawan bila dimarahi atau ditegur manager, hanya diam bahkan besoknya masuk lebih pagi. Beda dengan generasi strawberry, bila kena marah / tegur, mereka merasa sangat terpukul dan besoknya tidak masuk kerja.

Berbeda sekali dengan generasi orangtua atau kakek neneknya, yang sangat tangguh. Berasal dari keluarga miskin, karena ketangguhannya bahkan bisa menjadi konglomerat, contoh boss Mayapada, Tahir atau pejabat tinggi, contoh, boss Jawa Pos, Dahlan Iskan yang sempat menjadi Menteri BUMN.

Orangtua atau kakek nenek dari generasi strawberry memiliki mental yang tangguh, akibatnya mereka dapat naik kelas. Dari keluarga miskin ke keluarga menengah hingga keluarga kaya. 

Intinya mereka menjadi lebih sejahtera dan berpendidikan. Akibatnya  mereka sangat memanjakan anak mereka. Sehingga bisa disebut generasi strawberry adalah korban dari orangtuanya sendiri.

Bila ke sekolah selalu diantar jemput mobil, padahal dulu mereka jalan kaki atau bersepeda ke sekolah. Bila tidak pulang ke rumah tepat waktu, orangtua panik. Karena anaknya hanya anak semata wayang, beda dengan keluarga tempo dulu, yang memiliki 6-7 orang anak. 

Yang lebih parah lagi, bila rapor anak jelek, orangtua protes ke gurunya. Padahal pada era orangtua, justru si anak yang ketakutan karena rapornya kebakaran.

Jadi, sepertinya terbentuknya generasi strawberry, akibat dari salah didik dari orangtuanya. Anak menjadi memiliki mental  lemah / pecundang, tidak setangguh anak-anak pada era orangtuanya. Karena sudah terbiasa jatuh bangun dengan  pengalaman pahit dan manisnya kehidupan.

Kesimpulannya, meski orangtua sudah sukses, anak harus dididik agar tetap tangguh menjalani kehidupan. Jangan biarkan mental mereka menjadi lembek, karena dimanjakan.

 Sebuah contoh kongkret, anak dari boss BCA dibiasakan naik pesawat ekonomi saat pergi ke luar kota. Padahal mestinya orangtuanya sanggup membelikan anaknya tiket kelas bisnis.

Nah, para orangtua dari generasi Millineal, berhati-hatilah saat mendidik anak. Biarkan anak menjadi tangguh, dalam menjalani kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun