Rapor komunitas di Kompasiana untuk Q3 telah dibagikan. Penulis mendapatkan tembusan rapor ini dari pesan singkat, teman-teman yang saling memberikan ucapan selamat kepada komunitas yang berhasil memperoleh Rewards Q3 maupun yang mmperoleh peringkat terbaik.
Tuliisan ini bukan kritik pada mas Kevin atau mas Kamil yang sudah bekerja keras untuk mengkoordinir komunitas sesuai tugasnya.Mungkin secara tupoksi target yang dibebankan pada mereka sudah tercapai. Dan nanti di Kompasianival 2024, COO Kompasiana dengan bangga akan melaporkan kini sudah ada 232'konunitas (kalau penulis tidak salah hitung dari laman Temu Kompasiana).
Wauw ... begitu eksponensial terbentuknya komunitas, kalau tidak salah ingat pada Kompasianival 2023 masih dibawah 150.
Benarkah  semua komunitas ini aktif ? Atau hanya papan nama doang ? Menurut penjelasan informal, banyak komunitas yang melakukan aktivitas daring, tapi mana kenyataannya ?
Dari laporan Q3 penulis hanya melihat 10 komunitas. Apakah  semua komunitas hanya 1 kegiatan selama Q3 ? Karena komunitas peringkat 10 tercantum hanya 1 kegiatan. Atau mereka malas memasukkan laporan, atau sudah kaya, sehingga tidak memerlukan Reward lagi sebagai olie penggerak aktivitas.
Dari laporan Q3 memang terlihat wajah baru yang masuk peringkat, disamping wajah lama. Bahkan ada komunitas baru yang mampu menyeruak untuk memperoleh Rewards pada Q3, meski hanya dengan 2 aktivitas saja.
Memang peraturan yang berlaku adalah pemerataan, komunitas yang telah berhasil memperoleh Rewards dua kali tidak bisa memperoleh Rewards lagi. Padahal jumlah aktivitas mereka masih tinggi. Hal ini justru akan membuat komunitas yang sudah 2 kali memperoleh Rewards enggan untuk mencetak hattrick, karena tidak ada Rewards untuk kemenangan ketiga.
Kondisi pemerataan memang bagus, namun bisa membuat komunitas menjadi malas beraktivitas setelah memenangkan 2 x Rewards.
Sebaiknya selain pemerataan ada tambahan syarat bahwa komunitas yang bisa memperoleh Rewards seperti komunitas dengan sekian aktivitas atau sekian nilai. Jadi, ada target yang harus dicapai. Bukan hanya 1-2 aktivitas sudah nemperoleh Rewards, Ini  hanya seperti mendapatkan durian runtuh belaka. padahal komunitas yang sudah 2x memperoleh Rewards memiliki jumlah aktivitas yang jauh lebih banyak.
Penulis justru kasihan pada komunitas yang saking ingin beraktiviras, karena ketiadaan beaya, pengurus atau admin komunitas merogoh kocek pribadi. Ini sangat unfair.
Mengacu pada kecepatan tumbuhnya komunitas, apakah ada dana awal dari Kompasiana untuk pendirian komunitas baru. Bila ya, sebaiknya kebijakan ini dihentikan, karena hanya menghasilkan komunitas papan nama. Sebaiknya dana awal ini diberikan kepada komunitas terbaik yang telah 2x memperoleh Reward agar nereka bisa tetap aktif.
Memang komunitas nembuat Kompasiana lebih berwarna, dengan jarangnya aktivitas yang diadakan langsung oleh Kompasiana seperti Nangkring dan Ngoplah sebelum pandemi.
Mari kita pikirkan lagi, cara pendanaan komunitas yang aktif agar mereka lebih bergairah.
Maju terus komunitas  aktif. Semoga gelar "The Best Community" akan menjadi obat mujarab.Tetap semangat !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H