Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tips Mengatasi Lonely Marriage

27 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 27 Oktober 2024   06:25 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I'mIlustrasi ( sumber gambar: idntines.con)


Saat masih berpacaran, dua anak manusia berbeda jenis terasa sangat lengket, sehari tak bersua, serasa setahun lamanya.

Kenapa justru setelah menikah, dapat timbul kesepian yang lebih dikenal sebagai "Lonely Marriage" ?

Normalnya terjadi pada pasangan yang hidup di kota metopolitan atai kota besar. Karena pasangan keduanya sibuk dengan kariernya, sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan bisnisnya. Bahkan pada akhir pekan jarang bisa berkumpul, karena yang satu ada rapat di Bali, meski yang satu berada di rumah saja.

Hal ini jarang terjadi pada pasangan di kota kecil, atau desa, karena pasangan lebih intens bertemu, bahkan makan siang masih sempat pulang ke rumah atau makan siang diantar ke sawah dan makan bersama di sawah.

Jadi, "Lonely Marriage" kuncinya karena masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri, sehingga muncullah kesepian.

Apalagi bila terjadi perubahan sikap, misal istri lebih senang mengonel. Jangan sampai terjadi pertengkaran. Harus ada yang mengalah, namun bukan meninggalkan pasangan, dengan tujuan menghindar.Yang berbahaya bila ketemu orang ketiga dapat memperparah hubungan.

Tips guna mencegah "Lonely Marriage" :

1. Komunikasi

Usahakan melakukan komunikasi sesering mungkin. Mulai dari bangun tidur di pagi hari, saat sarapan pagi, saat berkendara bersama kevtempat kerja (meski akan berpisah arah karena lokasi berbeda), saat pulang kerja trrutama saat makan malam (usahakan jangan membawa pulang pekerjaan di kantor, selesaikan di kantor, agar urusan kantor jangan dibawa ke rumah, keciali yang penting sekali), komunikasi di tempat tidur, hingga salah satu tertidur.

2. Anak sebagai jembatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun