Jakarta Film Week (JFW) 2024 kembali menghibur masyarakat Jakarta dengan 110 film dari 40 negara, berlangsung dari tanggal 23-27 Oktober 2024.
Film ditayangkan di tiga lokasi, CGV Grand Indonesia, Taman Ismail Marzuki, dan Mercure Cikini. Selain menonton film juga terdapat serangkaian seminar dan diskusi tentang perfilman.
Bagi Anda yang tidak berhasil memperoleh tiket atau terlewat karena kesibukan lain, jangan kecewa, karena bisa menonton secara streaming melalui Vidio.
Salah satu film yang saya saksikan adalah "Love Lies (2024)" dari Hong Kong yang tayang di CGV tanggal 24 Oktober 2024.
Disebutkan "Love Lies (2024)" karena pada 2016 sudah ada film buatan Korea dengan judul yang sama. Film ini bukan remake dari film 2016 yang berkisah tentang dua sahabat yang memiliki keinginan yang sama mencintai satu laki-laki yang sama. Namun berkisah tentang bahayanya aplikasi di dunia maya.
Film debutan sutradara perempuan Ho Miu Ki ini  diproduksi &  diedarkan oleh One Cool Pictures.
Kisah dalam film ini terinspirasi dari kehidupan nyata, dimana aplikasi di dunia maya sering di salah gunakan untuk kejahatan penipuan. Salah satunya melalui situs web perjodohan. Â Perempuan atau laki-laki yang sudah terbius cinta, mudah saja tertipu untuk dikeruk pundi-pundinya.
Film ini justru mengangkat kisah yang sedang terjadi di masyarakat dengan tujuan memberikan edukasi agar penonton jangan sampai tertipu.
Pada ujung pemutaran film, penonton sempat berdiskusi dengan sutradara.
Dunia maya memang memudahkan segalanya, namun juga dapat mengeruk uang kita dalam sekejap bila kita lalai. Film ini berkisah tentang seorang janda cerai, dokter Yu  (Sandra Ng) yang tiba-tiba ditinggal pergi suaminya.
Dokter Yu yang kesepian lalu iseng membuka aplikasi perjodohan dan tertarik dengan seorang laki-laki Prancis, bernama Alain yang baru saja istrinya meninggal dunia.
Keisengannya membuat dokter Yu mengklik akun Alain yang ternyata akun palsu (fake) yang terhubung ke sindikat scam.
Yang berperan sebagai Alain gadungan adalah seorang pemuda lugu mantan petugas kebersihan di lapangan sepak bola. Yang tertarik dengan penawaran bekerja di bidang internet (Cheung Tin-fu,). Dia diterima bekerja karena nada suaranya dinilai bagus.
Komunikasi berlangsung  melalui internet, padahal  keduanya sama-sama berdomisili di Hong Kong. Dalam perannya Alain gadungan ini mengaku sebagai petroleum engineer (insinyur perminyakan) yang sering melakukan perjalanan ke luar negeri.
Dokter Yu yang semula mengaku sebagai suster Linda, karena terpesona dengan suara Alain gadungan, akhirnya mengakui jati diri aslinya.
Dalam salah satu rayuannya, Alain gadungan. berjanji akan membeli rumah dengan taman bunga dengan gereja tua kecil di ujungnya. Visualisasi yang sangat indah dan romantis.
Sindikat scam melalui mesin pencari dapat mengetahui bahwa dokter Yu termasuk orang kaya. Maka Alain gadungan mulai meminjam uang, dengan alasan untuk keperluan penting.
Karena sudah terpesona, dokter Yu dengan mudah mentransfer sejumlah uang. Dalam waktu singkat prestasi Cheung meroket dianggap sebagai karyawan paling berprestasi.
Hingga perusahaannya membeayainya pergi ke Sapporo, Jepang, saat dokter Yu menghendaki temu darat. Karena Alain gadungan mengaku sedang bertugas di Sapporo.
Sempat bertemu di bandara, dan meminta dokter Yu langsung ke hotel, dan akan menyusulnya. Dokter Yu mulai curiga saat menelpon receptionis hotel, tidak ada tamu bernama Alain.
Namun Alain gadungan tiba-tiba menghubunginya, dan mengabarkan dia sedang menolong tiga anak kecil yang rumahnya kebakaran lengkap dengan fotonya, sehingga membuat dokter Yu kembali mempercayainya.
Pada prinsipnya, film ini  nenggambarkan POV dari dokter Yu yang menjadi korban penipuan dan POV Alain gadungan sebagai penipu. Jadi, penonton diedukasi dari dua sudut pandang.
Film dimulai dengan polisi Hong Kong yang menggerebek sindikat scam. Lalu cerita dinarasikan saat polisi memeriksa tersangka dan saksi-saksi, termasuk korban penipuan, yaitu dokter Yu.
Film berjalan lamban dan cenderung membosankan. Namun secara tujuan untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya scam patut diapresiasi.
Juga pengambilan gambar di Sapporo cukup menggambarkan keindahan Sapporo sebagai destinasi wisata yang  banyak diminati.
Film ini hanya ditayangkan satu kali selama JFW 2024, Maka yang tertarik, silakan menonton secara streaming.
Anda sudah diingatkan oleh film ini, maka berhati-hatilah di dunia maya.
Data film
Sutradara
Ho Miu Ki
Produser
Chan Hing Kai
Janet Chun
Skenario
Ho Miu Ki
Chan Hing Kai
Pemeran
Sandra Ng
MC Cheung Tin-fu
Penatamusik
Day Tai
Sinematografer
Tam Wai Kai
Penyunting
To To
Perusahaan
produksi
One Cool Film Production
Distributor
One Cool Pictures
Tanggal rilis
29 Maret 2024 (Festival Film Internasional Hong Kong)
12 September 2024 (Hong Kong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H