Perisriwa dilantiknya Prabowo-Gibran menjadi Presiden ke 8 Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Minggu, 20 Oktober 2024 telah disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Ya, keduanya telah resmi menjadi Presiden & Wakil Presiden Republik Indonesia.Semoga keduanya dapat bekerja dengan penuh semangat dan tenang tidak banyak diganggu oleh hujatan kecurigaan. Apalagi dengan dibantu Kabinet Merah Putih yang dinilai sangat tambun mampu menyelesaikan setiap masslah dengan cepat dan solutif.
Penulis justru tertarik pada isi pidato perdana Presiden Prabowo. Meski di media internet berseliweran issue bathwater I Presiden memakai teleprompter, sehingga dapat dibantu oleh ahli-ahli komunikasi, namun penulis lebih tertarik pada isinya.
Presiden sangat menekankan bahwa korupsi sangat membahayakan negara. Kita akan melihat aksi Presiden dalam menindak pejabatnya yang disebut tidak nasionalis. Apakah pemberantasan korupsi akan benar-benar dilaksanakan secara konsekuen, dan benar-benar dapat diminimalisir. Presiden Prabowo memiliki latar belakang militer,, seharusnya berani menindak siapapun yang berani menjadi musuh negara.
Lebih lanjut Presiden menyoroti pejabat agar mau turun ke lapangan, jangan hanya percaya pada laporan statistik saja. Pejabat harus mampu melihat kenyataan, jangan hanya percaya dari laporan berdasar angka statistik belaka. Khususnya kita harua mengakui bahwa kemiskinan masih ada diantara ratusan juta rakyat Indonesia. Mereka yang tidak mampu makan tiap hari dengan makanan bergizi, sulit mendapatkan beaya untuk pendidikan, yang sudah bisa masuk sekolah kesulitan membeli pakaian seragam. Kemiskinan harus diatasi dengan swasembada pangan, semoga dapat terealisasi pada akhir masa jabatan Presiden.
Bila berupa subsidi, harus benar-benar diterima oleh kepala keluarga, dan tidak bocor di sana-sini.
Rakyat harus cukup sandang, pangan, dan papan. Rakyat harus bebas dari ketakutan, kemiskinan, dan kebodohan.
Selain itu harus meningkatkan hilirisasi di segala bidang. Harus berani secara kreatif menciptakan nilai tambah.
Kekayaan alam kita harus dihargai yang sesuai, jangan dianggap murah.
Untuk mencapai semua ini, iklim kerja Pemetintahan harus kompak, saling kerjasama dan tidak muncul kritik-kritik yang berdasar pada asumsi atau pikiran jahat sekelompok orang.
Kita harus menjunjung tinggi demokrasi yang sesuai dengan adat budaya Indonesia. Boleh mengkoreksi kesalahan, dan bukannya sekadar menaci maki.
Selain swasembada pangan, juga harus swasembada energi. Kita harus mampu memanfastkan sumber-sumber alam yang kita miliki, seperti air, nabati, dan thermal
Hal ini hanya dapat dilakukan bila pemimpin mau bekerja untuk rakyat, bukan untuk keluarga, kerabat atau golongannya saja.
Dan terakhir mengenai politik luar negeri, kita tetap menganut politik bebas aktif. Memiliki seribu kawan terlalu sedikit, sedangkan 1 lawan terlalu banyak
Harapan kita semua, semoga pidato ini benar-benar keluar dari pikiran yang murni dan benar-benar dilaksanakan. Bukan sekadar "lip service" untuk menina bobokan rakyat.
Selamat bertugas Presiden, Wakil Presiden, dan Kabinet Merah Putih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H