Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Perlunya Pembibitan Atlet Bulutangkis Sejak Dini

18 Oktober 2024   12:23 Diperbarui: 18 Oktober 2024   12:31 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alex Lanier (sumber gambar: AFP)


Kita tentu pernah mengenal nama-nama ini Tontowi Ahmad, Liem Swie King, Kevin Sandjaja legenda bulutangkis Indobesia yang pernah mengharumkan nama Indonesia. Mungkin bagi pecinta bulutangkis saat ini hanya mengenal Mohammad Ahsan, pasangan ganda putra Indonesia bersama Hendra, pasangan senior yang masih aktif bermain.

Keempatnya adalah atlet-atlet bulutangkis yang berasal dari PB Djaroem.

Dari arena Denmark Open 2024 kita baru saja menyalsikan seorang pebulutangkis muda belia asal Prancis. Namanya moncer saat dia berhasil menjadi juara tunggal putra pada Japan Open 2024 dan kemarin berhasil menumbangkan Viktor Axelsen, pebulutangkis senior Denmark yang sering disebut robotnya tunggal putra di kandangnya sendiri.

Laga keduanya sangat menguras tenaga. Pada babak pertama Alex Lanier mdngalahkan Axelsen dengan skor tipis 21-19.

Namun pertandingan ini sangat menguras tenaga sang robot sehingga harus menyerah pada babak kedua. Padahal dua andalan Indobesia, Jonathan Christie dan Anthony Ginting sangat sulit untuk menumbangkan Axelsen.

Kini dunia bulutangkis Indobesia mulai suram. Dua andalan tunggal putra sudah tersisih di Denmark Open ,2024 Memang Indonesia pemain juniornya berhasil meraih piala Suhandinata 2024 pada Mixed Team, namun tidak berhasil mencapai final pada kejuaraan perorangan.

Bagainana pembibitan olahragawan. Nasional kita?

Kita masih ingat drama yang memilukan beberapa waktu yang lalu. Ketika KPAI melarang PB Djaroem yang bisnis utamanya rokok untuk merekrut anak-snak.Hal ini membuat kecewa PB Djaroem sehingga akhirnya memutuskan untul mengundurkan diri dari dunia bulutangkis.

Padahal kita semua tahu, PB Djaroem sangat banyak menghadiljan atlet-atlet muda berprestasi. Selain empat nama diatas masih banyak pebulutangkis yang telah dihasilkan.

Kini dunia bulutangkis Indonesia mulai suram, sementara negara-negara lain mulai bangkit. Alex Lanier adalah salah satu contoh pemain muda yang diprediksi akan meroket di masa mendatang.

Kapan Indonesia mulai melakukan pembibitan atlet muda ? Masih adakah perusahaan non rokok yang peduli pada bulutangkis Indonesia ?

Bila kelompok bisnis Djaroem dilarang melakukan pembibitan atlet anak-anak, karena di sekitar lapangan pasti ada billboard rokok, namun hingga kini belum ada perusahaan non rokok yang peduli pada pembibitan anak-anak.

Bila kini Indonesia paceklik gelar juara, siapa yang harus vertanggung jawab ? Menpora ? KONI ? PBSI ?

Sebaikbnya kebijakan KPAI harus ditinjau ulang. Mana yang lebih penting pelarangan atau kepeduliam pada dunia olahraga ? Mari kita berpikir dengan bijak, jauhkan dari emosi sesaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun